Serangan Jantung Bisa Terjadi Mendadak, Kenali Faktor Risikonya
Ashraf Sinclair, suami penyanyi Bunga Citra Lestari, meninggal dunia karena serangan jantung di usia 40 tahun. Kabar ini mengejutkan masyarakat sebab Ashraf dikenal memiliki tubuh yang bugar dan rajin berolahraga.
Jika dahulu serangan jantung kerap dikaitkan dengan orang yang punya kebiasaan hidup tidak sehat atau usia lanjut, saat ini penyakit mematikan itu juga dapat menyerang usia muda bahkan yang bugar sekalipun.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RS Husada Utama, Dr Dyana Sarvasti mengungkapkan, serangan jantung bisa menyebabkan kematian mendadak karena organ tubuh lainnya tidak menerima aliran darah dari jantung.
"Jantung berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Ketika jantung berhenti memompa darah ke tubuh, semua aliran darah yang tersebar ke organ tubuh akan berhenti. Karena tidak ada aliran darah, organ akan berhenti bekerja dan terjadi kematian mendadak," kata Dyana ditemui di ruang kerjanya di RS Husada Utama, Selasa, 18 Februari 2020.
Dyana menjelaskan, sebenarnya serangan jantung yang terjadi secara tiba-tiba tentunya ada faktor risiko sebelumnya.
"Serangan jantung pasti ada faktor risikonya terlebih dahulu, tapi mungkin tidak disadari," ujarnya.
Menurut Dyana, ada tiga penyakit jantung yang bisa mengakibatkan serangan jantung hingga berakhir dengan kematian mendadak.
"Penyakit jantung yang bisa menyebabkan kematian mendadak adalah penyakit jantung aritmia, penyakit jantung koroner, dan Hypertrophic Cardiomyopathy (HCM)," katanya.
Kata Dyana, tiga penyakit ini memiliki faktor risiko masing-masing sebelum terjadi seragam jantung.
"Misalnya ada bawaan penyakit irama jantung. Sebenarnya bisa terdeteksi saat rekam jantung. Atau ada faktor risiko yang mengakibatkan jantung koroner, seperti usia tua, perempuan menopause, diabetes kolesterol, hipertensi, memiliki riwayat orang tua meninggal muda karena penyakit jantung," katanya.
Lanjutnya, untuk HCM merupakan kelainan bawaan karena otot jantungnya menebal. Ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh, aliran darah terhambat oleh tebalnya otot jantung.
Sehingga aliran darah itu menjadi sedikit. Dyana mengatakan, kelainan ini sering terjadi pada olahragawan karena olahraga yang terlalu berlebihan atau memang ada penyakit jantung bawaan.
"Kalau ketiga penyakit ini terjadi dan tidak terdeteksi diawal, lalu tetap melalukan aktivitas atau olahraga yang berlebihan akhirnya bisa terjadi kematian mendadak," katanya.
Advertisement