Serangan Hama, 10 Hektare Tanaman Padi di Bondowoso Gagal Panen
Setidaknya 10 hektare sawah milik petani di Bondowoso Jawa Timur mengalami gagal panen selama semester I dari Januari hingga Juli 2022. Faktor perubahan musim tidak menentu dan banyaknya sawah milik petani di Kota Tape -sebutan Bondowoso- diserang hama menjadi penyebabnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertapang) Bondowoso, Hendri Widotono mengatakan, akibat 10 hektare sawah gagal panen selama semester I hingga Juli 2022, petani di Bondowoso mengalami kerugian mencapai 60 ton lebih. Karena, produktivitas sawah per hektare di Bondowoso menghasilkan panen padi kisaran 6 - 7 ton per hektare.
"Itu catatan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bondowoso selama semester I kurun waktu Januari hingga Juli 2022. Sekitar 10 hektare sawah milik petani yang gagal panen itu tersebar di sejumlah kecamatan," kata Kepala Dispertapang Bondowoso, Hendri Widotono dikonfirmasi Minggu 14 Agustus 2022.
Selain perubahan musim tidak menentu dan serangan hama wereng, menurut Hendri, beberapa sawah milik petani Bondowoso yang gagal panen disebabkan serangan hama tikus. Bahkan, petani kelabakan mengatasi hama tikus yang merajalela merusak padi siap panen.
"Untuk itu, masuk masa tanam semester II 2022, Dispertapang Bondowoso terjun membantu petani meningkatkan produktivitas hasil padi. Melalui penyuluhan yang terus dilakukan dan memberikan pelatihan mengatasi perubahan musim dan serangan hama padi," jelasnya.
Salah satu pelatihan mengatasi serangan hama padi tersebut, lanjut Hendri, dengan mengembangkan pembuatan asap cair sebagai disinfektan untuk mengusir hama wereng dan tikus. Pembuatan asap cair ini menggunakan limbah organik batok kelapa, daun-daun, dan lainnya.
"Asap cair ini berfungsi sebagai disinfektan yang disemprotkan ke tanah sekitar sawah. Tidak hanya mengusir hama wereng dan tikus saja, tapi penggunaan asap cair ini dapat meningkatkan peoduktivitas padi," ujarnya.
Kabid Penyuluhan dan Penanggulangan Dispertapang Bondowoso, Lilik Setiawati menambahkan, pengunaan asap cair sebagai disinfektan yang dibuat petani sendiri, tidak hanya bisa, mengusir hama padi. Tapi, juga menekan biaya produksi petani padi dari dari pembibitan, penanaman, pemeliharaan, hingga panen.
"Saya berharap petani padi di Bondowoso mengembangkan pembuatan asap cair. Karena, biaya pembuatan murah sekitar Rp 25 ribu dan manfaatnya bagus untuk peningkatan produksi padi,"tambah Lilik, Minggu 14 Agustus 2022.
Advertisement