Serangan Brutal Israel ke Gaza Tewaskan Dua Remaja
Dua remaja Palestina tewas pada Sabtu 14 Juli kemarin dalam salah satu dari serentetan serangan brutal Israel di Jalur Gaza, kata Kementerian Kesehatan Gaza.
Berusia 15 dan 16 tahun, kedua remaja Palestina itu sedang berada di sebuah jalan di barat Gaza City ketika sebuah serangan udara menghantam bangunan kosong di dekatnya, kata kementerian.
Israel melancarkan serangkaian serangan terhadap Gaza pada Sabtu, sementara sejumlah roket ditembak balik melintasi perbatasan dari teritorial tersebut.
Hamas mengatakan mereka telah mencapai perjanjian gencatan senjata dengan Israel yang dimediasi Mesir hari Sabtu, setelah serentetan serangan udara Israel di Jalur Gaza dan puluhan roket ditembakkan dari daerah kantung Palestina itu.
Juru bicara Hamas Fawzi Barhoum mengatakan Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, setuju dengan “penawaran Mesir untuk kembali ke gencatan senjata guna menghentikan eskalasi ini.”
Seorang juru bicara militer Israel menolak berkomentar, namun mengatakan aksinya akan bergantung pada apa yang terjadi di lapangan.
Serangkaian serangan Israel di Jalur Gaza sepanjang Sabtu, merupakan yang terbesar sejak pertempuran 2014 di daerah kantung Palestina kekuasaan Hamas tersebut, kata seorang perwira Angkatan Udara Israel.
“Ini serangan terbesar sejak Protective Edge,” kata Brigadir Jenderal Tzvika Haimovic kepada jurnalis, merujuk kepada nama Israel untuk operasi mereka pada 2014 di Jalur Gaza.
Dia mengatakan serangan udara “besar-besaran” masih berlanjut. Dia tidak bisa menyebutkan jumlah target persisnya sejauh ini.
Menurut Haimovic, sekitar 100 roket dan mortir ditembakkan dari Jalur Gaza oleh Hamas dan kelompok lain, jumlah yang dihadang oleh sistem pertahanan udara Israel. Sebagian besar proyektilnya adalah mortir, katanya.
Tiga warga Israel terluka akibat tembakan roket yang menghantam sebuah rumah di Sderot di dekat Jalur Gaza, kata otoritas.
“Kami siap untuk segala skenario yang mungkin terjadi,” tambah Haimovic. (afp/an/ar)
Advertisement