Serang Pangkalan Militer Amerika, Ini Target Iran
Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif memastikan serangan rudal Iran terhadap markas tentara Amerika Serikat di Irak murni untuk membela diri.
Melalui akun Twitter pribadinya, Mohammad Javad menyebutkan bahwa Iran tidak menginginkan perang.
"Kami tidak mencari eskalasi atau perang, tetapi akan membela diri terhadap agresi," tulis Mohammad Javad di akun twitternya @JZarif.
"Iran mengambil dan menyimpulkan langkah-langkah proporsional dalam pembelaan diri berdasarkan Pasal 51 dari Piagam PBB yang menargetkan basis dari mana serangan bersenjata pengecut terhadap warga negara kami dan pejabat senior kami," tulisnya.
Sekadar diketahui ancaman Iran yang akan melakukan serangan balik akhirnya diwujudkan. Sejumlah rudal diketahui telah ditembakkan untuk menghancurkan sejumlah pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Irak.
Iran menyebut, serangan rudal ini merupakan balasan atas serangan drone AS yang membunuh Mayor Jenderal Qasem Soleimani pekan lalu.
Media-media nasional Iran menyebutkan bahwa "respon yang lebih menghancurkan" akan diberikan jika AS menyerang balik atas serangan rudal Iran ini.
Menurut media Iran, sembilan roket Iran telah mengenai pangkalan udara Ain al-Asad yang berada di Irak barat. Pangkalan udara ini merupakan markas militer terbesar di Irak yang menjadi markas tentara asing.
Serangan rudal ini terbagi dalam tiga tahap sejak Selasa 7 Januari 2020 tengah malam waktu setempat.
Televisi nasional Iran sendiri menyebutkan bahwa pemerintahannya bertanggung jawab atas peluncural rudal-rudal ini ke pangkalan militer Irak.
Sementara itu, Pentagon atau Departemen Pertahanan AS mengaku telah memperkirakan akan adanya serangan ini. Mereka juga telah menetapkan "kewaspadaan tinggi" untuk seluruh pangkalan militernya.