Serambi Masjid Berfungsi Sosial, Ini Penjelasan DMI Pusat
Masjid mempunyai fungsi sosial (hablumminannas) yang diwujudkan dengan adanya serambi masjid, sebagai tempat berbagai pertemuan dan aktivitas sosial. Demikian dikatakan Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) KH Masdar Farid Mas’udi.
Kiai Masdar menjelaskan secara gamblang terkait fungsi masjid dan filosofinya. Ia mengatakan, kegiatan memakmurkan masjid merupakan usaha untuk “mengembalikan kekayaan yang hilang”.
Menurut Rais Syuriyah PBNU ini, masjid berbeda dengan tempat-tempat ibadah lain. Masjid mempunyai satu tempat yang disebut serambi.
“Ini adalah bentuk filosofi hablumminannas. Sedangkan dengan tempat ibadah yang lainya tidak ada serambinya, itu menandakan bahwa tempat ibadah tersebut hanya berfungsi hablumminallah atau hanya hubungan dengan tuhannya,” kata Kiai Masdar.
“Ini adalah bentuk filosofi hablumminannas. Sedangkan dengan tempat ibadah yang lainya tidak ada serambinya, itu menandakan bahwa tempat ibadah tersebut hanya berfungsi hablumminallah atau hanya hubungan dengan tuhannya,” kata Kiai Masdar, dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Jumat 15 Maret 2019.
Tolak Politisasi Masjid
KH Masdar Farid Mas’udi, selaku Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), bersama parapengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) se-DKI Jakarta yang tergabung dalam Forum Silaturrahim Takmir Masjid (FSTM) DKI Jakarta, menghadiri acara mendeklarasikan penolakan terhadap politisasi masjid, Kamis 14 Maret 2019.
Deklarasi yang dikemas dalam acara Halaqah Kemasjidan bertema “Pengarusutamaan Masjid sebagai Sarana Menyebar Kesejukan, Perdamaian, dan Islam Rahmatan lil ‘Alamin”. Selain KH Masdar Farid Mas’udi, juga dihadiri KH. Masduki Baidlawi selaku Ketua Bidang Infokom Majelis Ulama Indonesia (MUI, M. Najih Arromadloni selaku akademisi UIN Jakarta, dan Dr. Khairul Huda sekretaris mewakili Menteri Agama.
Ketua Panitia, Ahmad Faizi, menerangkan, acara ini diinisiasi merespon keresahan masyarakat, karena sebagian masjid di DKI, mengalami malfungsi. Masjid yang semestinya menjadi pusat ketakwaan, akhir-akhir ini mimbarnya disalahgunakan sebagai panggung kampanye.
“Masjid yang suci dan seharusnya mempunyai peran pemersatu pun terkotori oleh caci maki, fitnah, sesat-menyesatkan, dan saling menjatuhkan. Polarisasi dan perpecahan menjadi tak terelakkan”, tegasnya.
Selain menolak politisasi masjid, dalam deklarasi tersebut, ratusan pengurus DKM yang hadir juga menyatakan bahwa mereka berkomitmen menjadikan masjid sebagai pusat ibadah, dakwah, dan penguatan nilai-nilai kebangsaan dan keislaman, sebagai bentuk pemakmuran masjid dan pemberdayaan umat.
Berikut Isi Deklarasi Forum Silaturrahim Takmir Masjid (FSTM) DKI Jakarta
Bismillah ar-ahman ar-rahim, dengan mengharap ridho Allah SWT, pada hari ini, Kamis 14 Maret 2019, kami para pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) se-DKI Jakarta yang tergabung dalam Forum Silaturrahim Takmir Masjid (FSTM) DKI Jakarta, dengan ini menyatakan:
Kami berkeyakinan bahwa masjid didirikan adalah atas dasar dan asas ketakwaan
Kami berkomitmen menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan ibadah, dakwah dan penguatan nilai-nilai kebangsaan dan keislaman
Menguatkan koordinasi dan kerjasama antar pengurus masjid dalam memakmurkan masjid dan memberdayakan umat
Menjadikan masjid sebagai pelopor moderasi Islam dalam menangkal paham radikalisme, terorisme, intoleransi dan ujaran kebencian
Melarang penyebaran fitnah, hoax, SARA, dan sesat-menyesatkan dari mimbar-mimbar masjid.
Demikian sikap para aktivis masjid dalam menyikapi persoalan di masyarakat saat ini, khususnya menjelang pelaksanaan pesta demokrasi, 17 April 2019. (adi)