Serahkan Arsip ke ANRI, Ini Alasan Keluarga Gus Dur
Keluarga Presiden ke-4 RI, KH Abdurrahman Wahid, menyerahkan arsip-arsip yang dimilikinya kepada Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Ada sebanyak 14.116 lembar foto dari 180 album foto yang diserahkan Ny Sinta Nuriyah, isteri Gus Dur, sejak dua tahun yang lalu.
Staf Keluarga Gus Dur, Priyo Sambadha mengungkapkan, penyerahan arsip-arsip tersebut merupakan kesadaran keluarga Gus Dur untuk mematuhi aturan Undang-undang yang berlaku, yakni UU Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan Pokok-pokok Kearsipan.
"Memang dari keluarga menyadari betul penyerahan arsip itu adalah amanat UU jadi kewajiban," katanya saat menjadi pembicara pada Bimbingan Teknis Kearsipan Foto di Gedung C ANRI, Jalan Ampera Raya, Jakarta, Rabu 24 Juli lalu.
Di samping itu, lanjutnya, Priyo mengaku bahwa rumah Gus Dur tidak memiliki tempat yang memadai untuk menyimpan arsip-arsip tersebut mengingat harus dijaga betul terkait suhu dan kelembaban tempat penyimpanannya.
"Kedua, kami tidak punya tempat memadai. Kondisinya apa adanya sehingga foto-foto itu mulai menguning dan lengket," ujarnya.
Hal itulah, yang membuat keluarga semakin ingin menyelamatkan foto-foto tersebut. Gayung pun bersambut. Di saat yang sama, ANRI melayangkan surat untuk mengakuisisi arsip-arsip presiden.
"Kedua, kami tidak punya tempat memadai. Kondisinya apa adanya sehingga foto-foto itu mulai menguning dan lengket," ujar Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid.
"Kebetulan dari Arsip Nasional mengirim surat. Prosesnya relatif cepat sampai foto itu kita serahkan semua," ujarnya.
Dari hal tersebut, menurutnya, sikap keluarga Gus Dur ini perlu diteladani oleh masyarakat Indonesia. Sebab, ANRI merupakan lembaga tepercaya untuk persoalan ini. "Tidak ada alasan untuk tidak percaya pada ANRI. Mereka punya teknologinya, punya ilmunya. Tidak ada alasan menunda-nunda penyerahan arsip itu," jelasnya.
Lebih lanjut, Priyo juga menegaskan bahwa arsip dokumentasi foto itu penting sebagai kajian guna menjawab kejadian yang perlu kejelasan secara ilmiahnya. "Generasi muda sangat memerlukan jejak Gus Dur sebagai bahan kajian, juga Gus Dur ada fase-fase atau kejadian-kejadian yang memerlukan kejelasan ilmiah," terangnya.
Nyai Hj Sinta Nuriyah, istri Gus Dur mengungkapkan, penyerahan arsip-arsip tersebut sangat penting guna menjadi pelajaran bagi masyarakat secara luas. "Itu bisa dijadikan untuk penelitian, pegangan, pelajaran, atau dipetik ide-ide cemerlang dari foto tersebut," ujarnya.
Nyai Sinta juga menyampaikan bahwa masyarakat dapat mengetahui peran tokoh-tokoh Indonesia sebagai pelajaran penting untuk masa depan. "Manfaatnya tidak hanya untuk masyarakat sekarang tapi juga untuk generasi masa mendatang," tuturnya. (adi/nuo)