Seragam Gratis Kota Mojokerto Molor, Harapan Orang Tua Pupus
Pengadaan seragam gratis SD dan SMP dari program prioritas dunia pendidikan yang digadang-gadang Walikota Mojokerto, Ika Puspitasari atau Ning Ita, harus tertunda. Seragam yang seharusnya bisa digunakan di awal tahun pelajaran baru 2022, itu kini masih berstatus tender ulang.
Tertundanya pembagian seragam gratis untuk siswa-siswi yang bersekolah di tingkat SD dan SMP Negeri Kota Mojokerto ini membuat para orang tua wali murid harus membeli seragam dengan uang pribadi. Harapan mereka menggunakan fasilitas dari pemerintah pun pupus.
Seperti yang dialami FL 35 tahun, salah satu wali murid siswa SMPN 4 Kota Mojokerto. Ia hanya dijanjikan seragam gratis oleh pihak sekolah. Namun, kata dia hingga MPSL kemarin belum juga diberikan.
"Katanya dapat (seragam gratis). Masak sudah selesai pengenalan lingkungan sekolah belum dapat juga. Jadinya saya harus beli yang baru dulu," kata FL, Jumat 19 Agustus 2022.
Tak tanggung-tanggung, FL harus membeli langsung tiga stel seragam. Itu terpaksa harus dilakukan FL karena anaknya yang sudah dalam masa pembelajaran. Tiga stel seragam itu seperti yang dijanjikan Pemkot Mojokerto. Yaitu, seragam nasional (putih biru), pramuka, dan batik khas sekolah Kota Mojokerto. Untuk yang batik, kata wali murid tersebut, pihak sekolah mewajibkan membeli kain potong di sekolah.
"Satu stel Rp200 ribu. Beda yang batik disuruh beli berupa kain di sekolah Rp255 ribu, tidak gratis," ungkapnya.
Itu pun, keluh FL, belum termasuk pembelian sepatu, tas dan kebutuhan sekolah lainnya.
Senada dengan FL, salah satu orang tua wali murid SMPN 1 Kota Mojokerto juga mengeluhkan hal yang sama. Janji Walikota Mojokerto Ika Puspitasari dianggap pupus lantaran tidak sesuai dengan janji yang diberikan.
"Saat pendaftaran, pihak sekolah menjanjikan dapat seragam gratis sesuai 3 stel. Tapi katanya (kakak kelas) diberikan di pertengahan semester biasanya, kalau memang gratis seharusnya diberikan dari awal masuk. Kalau begini kan tidak ada gunanya seragam gratis," tandas salah satu orang tua wali murid yang enggan disebut namanya.
Tertundanya pembagian seragam gratis itu sesuai dengan data yang dilihat ngopibareng.id pada laman Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Mojokerto. Pada kode tender 4844324, dengan nama tender belanja persediaan untuk dijual/diserahkan - persediaan untuk dijual/diserahkan kepada masyarakat berupa kain seragam SMP dalam status Tender Ulang.
Sedangkan pada kolom selanjutnya tertera alasan tender diulang karena tidak ada peserta yang lulus evaluasi penawaran. Pengadaan kain seragam ini dibuat pada 3 Juni 2022, dengan nilai pagu paket Rp 1.261.326.000 bersumber dari APBD 2022.
Begitu juga dengan kode Tender 4843324 dengan nama tender belanja kain seragam untuk siswa kelas 1, juga dalam status Tender Ulang. Alasan diulang pun sama, karena tidak ada peserta yang lulus evaluasi penawaran. Yang membedakan hanya nilai pagu paket sebesar Rp. 1.189.343.430.
Kedua tender pengadaan seragam ulang itu sebelumnya sudah pernah dilelang namun tender gagal.
Molornya pembagian seragam gratis untuk siswa-siswi SD dan SMP di Kota Mojokerto, tahun ajaran 2022/2023, diakui oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto, Amin Wachid.
Hal itu dikarenakan paket pengadaan seragam gratis yang sedianya untuk siswa baru yang diterima PPDB tahun ini sempat gagal tender. Gagalnya tender paket pengadaan seragam gratis itu sendiri dipicu spesifikasi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) tidak sesuai dengan produk.
“Logikanya memang seharusnya dibagikan di awal tahun ajaran baru. Tapi ya bagaimana lagi karena memang terkendala ada aturan TKDN sehingga gagal. Saya akui saya salah," ungkapnya.
Diketahui, jumlah siswa dari data yang diterima sebanyak 11.118 peserta didik baru untuk jenjang SD dan 7.975 untuk SMP. Data itu belum dipastikan benar oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto. Masih ada lagi sekolah MI yang kabarnya juga bakal mendapatkan fasilitas seragam gratis itu. Total nilai anggaran yang dialokasikan sekitar Rp 2,4 miliar.