Sepi Wisatawan, Jalan Akses Bromo Disemprot Disinfektan
Merebaknya virus corona (Covid-19) benar-benar memukul sektor pariwisata di Tanah Air termasuk di Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Destinasi wisata di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) itu praktis sepi wisatawan, sejak ditutup sekitar tiga pekan lalu.
Sisi lain ketika deru wisatawan di Bromo lumpuh, para pelaku wisata seperti pemandu, penyedia jasa mobil Jeep, penyedia jasa kuda, warung hingga pedagang kaki lima (PKL) bergandengan tangan menghadapi Covid-19.
Mereka pun bergotong-royong melakukan pencegahan Covid-19 dengan melakukan penyemprotan cairan disinfektan mulai di bibir Laut Pasir (Kaldera) di Cemorolawang, Desa Ngadisari hingga Jalan Raya Ngepung, Kecamatan Sukapura.
Aksi penyemprotan disinfektan itu dilakukan Paguyuban Jeep Patra (PJP). PJP melakukan penyemprotan disinfektan sejak Kamis lalu, 2 April 2020 hingga beberapa hari ke depan.
“Kami berharap, kawasan Bromo dan sekitarnya aman dari Covid-19. Ini penting bagi warga setempat juga bagi wisatawan yang kelak berkunjung ke Bromo,” kata Ketua PJP, Mohamad Sholehan, Jumat, 3 April 2020.
Sasaran penyemprotan disinfektan, lanjut Sholehan, dimulai dari badan jalan mulai di Rest Area Cemorolawang di Desa Sukapura hingga Jalan Raya Desa Ngepung, Kecamatan Sukapura. Juga di sepanjang kawasan menuju Desa Wringinanom, Kecamatan Kuripan.
Desa Boto menjadi titik terakhir penyemprotan disinfektan. “Tidak hanya jalan, fasilitas ibadah dan fasilitas umum juga kami semprot,” sambung dia.
Sholehan berharap, pandemi Covid segera berlalu agar roda perekomian terutama pelaku wisata Bromo bisa kembali menangguk Rupiah dari sektor pariwisata.
Seperti diketahui, penutupan kawasan TNBTS itu dilakukan mulai Kamis, 19 Maret 2020 silam. Balai Besar TNBTS merujuk pada rekomendasi Direktoral Jenderal Konservasi dan Sumber Daya Alam pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Penutupan sementara TNBTS bertujuan untuk mencegah penyebaran Covid-19 bagi masyarakat, petugas, dan wisatawan. Penutupan berlaku dari semua jalur masuk ke TNBTS mulai dari Malang, Pasuruan, Probolinggo, dan Lumajang.
“Penutupan sementara TNBTS dimulai sejak Kamis, 19 Maret 2020 besok sampai dengan tanggal 31 Maret mendatang,” kata Kepala BB TNBTS, John Kenedie, beberapa waktu lalu.
John berharap masyarakat bisa memaklumi penutupan sementara kawasan di tapal batas empat kabupaten itu. Hal itu semata-mata untuk mencegah meluasnya Corona.
Tidak kali ini saja kawasan TNBTS ditutup untuk wisatawan. Sebelumnya, selama sebulan, TNBTS juga ditutup bagi kendaraan bermotor, 23 Januari hingga 25 Februari 2020 lalu. Hal itu terkait program berjuluk Car Free Month (CFM), atau sebulan bebas kendaraan bermotor yang digelindingkan BB TNBTS.
CFM digelar bersamaan dengan Wulan Kapitu (Bulan Ketujuh) kalender Tahun Saka yang dipedomani warga Tengger. Pada Wulan Kapit, warga Tengger melakukan Puasa Mutih. Sehingga untuk menghormati ritual Puasa Mutih itu, BB TNBTS pun menerapkan kawasan TNBTS “puasa” dari raungan kendaraan bermotor.
Advertisement