Sepi Penumpang, Tukang Becak Jombang Cari Rejeki dari Sampah
Dampak pemberlakuan PPKM Darurat dirasakan sebagian besar masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Seperti yang dialami Rianto 53, tukang becak asal Jogoroto yang biasa mangkal di Stasiun Jombang. Untuk tetap bisa menyambung hidup selama PPKM Darurat, ia memungut barang bekas yang kemudian dijual kembali.
Kepada Ngopibareng.id Rianto bercerita tetap keluar rumah dengan membawa becak meski sebagian besar ruas jalan dalam kota ditutup akibat penerapan PPKM Darruat.
“Bagi saya, ya tidak bisa. Kalau nggak keluar ya nggak akan ada pemasukan. Nanti keluarga makan apa,?” ucapnya, Minggu 18 Juli 2021. Berkeliling menggunakan becak, Rianto tetap mencari penumpang. Sebisanya, sedapat-dapatnya. Setiap hari ia berangkat pukul 07.00 dan pulang pukul 17.00 WIB. Meski tak setiap hari ada penumpang yang diantar.
Ia menyebut, sejak PPKM Darurat pendapatannya sebagai tukang becak turun drastis. Cukup sering Rianto tak mengangkut penumpang satupun dalam satu hari selama pandemi ini terjadi.
Sehari-hari, ia sering mangkal di Stasiun Jombang, Terminal Kepuhsari dan Ringin Contong. “Dulu kalau hari normal, bisa dapat 100 ribu per hari. Sekarang kadang dapat kadang juga tidak,” ujarnya.
Kondisi itu tak membuat Rianto diam. Ia berusaha tetap bertahan di tengah gejolak pandemi Covid-19 dan PPKM Darurat. Ia pun memilih mencari barang bekas dan berharap bisa dijual kembali. Seperti kardus, botol bekas, plastik kemasan, dan lainnya.
Berapapun uang yang didapat dari menjual barang bekas itu, tetap syukuri Rianto. “Ya apa adanya saja. Kalau dapat syukur tidak dapat ya tidak apa-apa,” imbuhnya.