Sepi Peminat, Penjual Hewan Kurban di Malang Menjerit
Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sejak 3 Juli 2021, lalu membuat penjualan hewan kurban di Kota Malang. Bahkan, mereka menjerit karena sepi peminat.
Salah satu penjual hewan kurban di Jalan Soekarno-Hatta, Kota Malang, Beni Satya mengatakan, hingga saat ini dari 30 ekor hewan kurban yang disediakan. Belum separuhnya bisa terjual.
''Tahun ini kena PPKM Darurat makin sepi lagi. Ini sudah H-2, dari stok kambing 30 ekor, masih sisa 21 ekor belum terjual. Pengaruh sekali (PPKM Darurat),'' ujarnya pada Minggu 18 Juli 2021.
Padahal kata Beni, pada momen Hari Raya Idul Adha sebelumnya ia bisa menjual sebanyak 40 ekor hewan kurban. Keadaan ujar Beni berbanding terbalik saat penerapan PPKM mendekati hari raya.
Ekonomi Rakyat Susah
''Itu pun masih sisa. Padahal sekarang sudah H-2. Yah mau bagimana lagi, ekonomi masyarakat juga lagi sama-sama susah,'' katanya.
Dengan situasi seperti ini ujar Beni, ia terkadang memotong harga jual hewan kurbannya. Contoh seperti satu ekor kambing seharga Rp2,6 juta, dilepas menjadi Rp2,3 juta.
''Untuk harga tetap, tapi ya penjualannya itu turun. Kadang buat pelanggan saya diskon lagi biar gak lepas,'' ujarnya.
Hal yang sama dialami oleh salah satu penjual hewan kurban lainnya, Giman yang mengatakan bahwa penjualan pada masa PPKM darurat ini menurun hingga 50 persen. Dari 100 ekor hewan kurban yang disediakan hingga saat ini baru terjual 40 ekor.
Faktornya kata Giman, selain daya beli menurun. Sejumlah masjid yang biasa memesan hewan kurban, pada masa PPKM darurat ini tidak lagi menyelenggarakan penyembelihan.
''Sudah banyak masjid yang tidak lagi menyembelih. Ini saja punya saya masih kejual separuh, belum habis. Kalau sebelum pandemi dulu padahal bisa laku 100 persen,'' katanya.