Seperti Film Horor, Satu Desa Sudah 3 Bulan Diinvasi Kera
Jadi ingat film Jumanji yang pertama. Ada horor menakutkan diciptakan oleh kawanan kera. Kera-kera berubah jadi ganas, masuk kota lalu menyerang manusia, dan menghancurkan apa saja. Setting film ada Afrika. Film yang miris dan menakutkan.
Tapi kali ini bukan film, benar-benar nyata adanya. Kawanan kera turun gunung lalu menyerang Desa Tiyaran, Kecamatan Bulu, Sukoharjo, Jawa Tengah. Serangan masifnya bahkan sudah tiga bulan berselang. Beberapa hari terakhir serangan itu malah semakin merajalela.
Memang tidak sama persis dengan film Jumanji, para babon dengan taringnya yang menakutkan menyerang ganas manusia. Di Desa Tiyaran kera menyerang seluruh tanaman milik warga. Ladang-ladang tanaman pangan menjadi rusak dalam skala besar.
Warga pun tak bisa berbuat banyak. Sudah berupaya menghalau dengan beragam cara, namun selesai dihalau mereka datang lagi dengan jumlah kawanan yang lebih besar.
Kepala Desa Tiyaran, Sunardi, kepada media mengatakan, sebelumnya kera hanya menyerang desa-desa di sekitar bukit. Rupanya kawanan kera semakin membesar lalu meluaskan area serangan hingga ke seberang jalan raya.
"Setiap kali turun ke desa jumlah kawanan kera makin bertambah banyak. Tidak lagi satuan tapi sudah puluhan kawanan. Kalau sudah turun begitu kawanan kera mengobrak-abrik tanaman yang ditanam oleh warga," katanya Sunardi, Jumat 18 Maret 2019.
Prihatin dengan aksi kera, Kapolres Sukoharjo AKBP Iwan Saktiadi, turun langsung ke Desa Tiyaran. Kapolres memantau dua dukuh yang menjadi sasaran serangan kera. Masing-masing Dukuh Jatirejo Rt003 Rw009 dan Dukuh Kerten Rt02 Rw007.
Menurut Kapolres, diperlukan langkah-langkah cepat untuk menyelesaikan persoalan kera yang turun gunung itu. Salah satunya dengan mendatangkan Suku Badui dari Banten untuk melakukan penangkapan. Mereka ahli dalam ini.
“Selain jumlahnya banyak, kera-kera itu sudah tidak takut lagi jika diusir dengan tangan kosong. Sebab itu banyak warga yang mengusir kera dengan senapan angin," katanya.
Ditambahkan Sunardi, mengusir serbuan kera dengan menggunakan senapan angin menjadi opsi warga, karena kawanan kera baru bubar saat ada suara keras. Kera-kera itu turun ke permukiman warga karena lokasi yang selama ini dijadikan tempat mencari makan sedang kosong. Ini terjadi karena musim hujan disertai angin yang mengakibatkan banyak pohon di atas bukit ambruk. (idi)
Advertisement