Sepeda Frur Theraphy, Tingkatkan Interaksi Anak Cerebral Palsy
Istilah Celebral Palsy (CP) tidak sepopuler autisme, down syndrome, ADHD, atau penyakit lainnya. Padahal, jika diperhatikan jumlahnya banyak.
Di dunia, angka penyandang CP tak bisa dibilang sedikit. P Seibel (1984) memperkirakan jumlah anak penderita CP ini berkisar antara 0,15 persen sampai 0,3 persen dari populasi anak-anak.
Dengan demikian setiap 1.000 kelahiran hidup, satu sampai tiga anak diperkirakan menderita kelainan tersebut.
CP merupakan gangguan gerak dan postur tubuh seorang anak karena adanya gangguan otak. Untuk penangananya sendiri, anak dengan CP membutuhkan terapi yang bersifat rutin untuk memperbaiki fungsi otot serta gerak yang kaku. Bahkan, terapi tersebut dibutuhkan sepanjang hidupnya.
Guna membantu terapi anak penderita CP, Elly Fitriana Soedjito, mahasiswi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menciptakan desain sepeda dengan konsep Frur Therapy bagi anak-anak CP.
Elly berinisiatif membuat desain sepeda Frur Therapy lantaran di Indonesia belum ada produsen yang memproduksinya. Menurutnya, kebanyakan produsen-produsen Indonesia membeli dari luar negeri.
“Di Indonesia penderita CP sendiri sangat banyak, apalagai di Surabaya. Untuk itu saya mengembangkan desain sepeda yang sudah ada sebelumnya,” ungkapnya saat ditemui di Graha ITS pada Kamis, 13 September 2018.
Dari hasil pengembangannya itu, desain sepeda Frur Therapy buatan mahasiswi jurusan Desain Produk Industri ini, mempunyai keistimewaan yang terletak pada bagian pedal dan setir belakang.
“Jadi pedal-nya ini adjustment (bisa diatur). Terus ada setir belakangnya, jadi anak-anak ini nanti bisa dibantu orantuanya. Jadi ini mempermudah mereka untuk berinteraksi juga,” tuturnya.
Terapi sepeda ini diperuntukan bagi anak-anak usia 6-12 tahun. Menurut Elly, maksimal dilakukan selama 15 menit setiap harinya.
Elly berharap desain sepeda buatannya ini dapat membantu anak-anak CP untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya serta melemaskan otot-otot kaki.
“Anak penderita CP ini an kadang minder, dengan adanya sepeda ini supaya dapat membantu mereka untuk berinteraksi. Apalagi ini nanti dibantu orangtuanya untuk mengendalikan sepedanya, jadi bisa mendekatkan mereka dengan orangtuanya juga,” pungkasnya. (amm)