Sepatu Penolong Orang Buta Karya Siswa SMPN 4 Surabaya
Bagi orang yang punya masalah penglihatan atau orang buta, tentu bukan hal mudah untuk pergi ke suatu tempat. Namun tiga siswa SMPN 4 Surabaya menciptakan inovasi agar orang buta bisa beraktivitas secara mandiri.
'Sepatu for Blind People' adalah karya M. Jawad Ali Akbar, Aldino Novfitriah, dan Andani Abillery. "Kami membuat ini karena, melihat salah satu tetangga yang buta disebabkan satu penyakit. Kami buat ini biar orang tersebut dapat berjalan ke masjid," ujar perwakilan tim, M. Jawad Ali Akbar.
Sepatu khusus ini menggunakan teknologi ardiuno nano untuk microcontroler dan sensor ultrasonik untuk mendeteksi jarak. Sepatu ini akan membantu orang buta untuk mendeteksi benda di hadapannya ketika sedang berjalan.
"Teknologi ini kami tambahkan alarm yang akan berbunyi sebagai tanda bila ada benda dihadapannya. Paling dekat alarm bisa berbunyi sekitar jarak 1 meter dan paling jauh 4 meter, bunyinya juga dibedakan agar mudah dikenali antara jarak 1 meter dan 4 meter," jelas siswa kelas 12 ini.
Jawad Ali menambahkan, proses pembuatan dan uji coba sensor ini memakan waktu dua bulan. Kendala pembuatan sepatu ini terletak pada proses coding dan pemilihan sepatu yang cocok untuk dipasang rangkaian sensor tersebut.
"Susahnya di bagian coding sama memilih sol sepatu yang kuat bahannya untuk dipasang alat ini. Karena, nanti sensornya akan dipasang di dalam sol sepatunya agar nyaman juga waktu digunakan," ungkap Jawad.
Dalam proses pembuatan inovasi ini, ketiga siswa berprestasi ini didampingi oleh dosen Universitas Widya Kartika (UWIKA) Surabaya, yakni Agus Prayitno S.T., M.T.
Menurut Agus Prayitno, inovasi ini akan dikembangkan untuk lebih nyaman bila digunakan di ruangan tertutup dan pada lantai yang licin.
"Nantinya akan dikembangkan bila digunakan digunakan di ruang tertutup sensor akan diubah menjadi sensor getar. Jadi kalau ada benda di depannya kakinya akan bergetar karena, kalau pakai alarm terlalu berisik kalau digunakan di ruang tertutup," terang dosen Teknik Informatika UWIKA ini.
Butuh waktu sekitar 2 sampai 3 minggu untuk membuat Jawad dan kawan-kawan mengerti apa yang harus mereka lakukan dengan ide penelitiannya.
"Pendekatan yang saya gunakan ialah membuat mereka merasakan apa yang orang buta rasakan kalau ingin berjalan. Setelah mereka mengerti baru mereka akan tahu apa yang akan mereka lakukan untuk mewujudkan ide penelitiannya," papar Agus.
Hasil karya 'Sepatu for Blind People' ini meraih berhasil mengantongi medali perunggu (Bronze Medal) di ajang Internasional Science and Invention Fair (ISIF 2019), yang digelar di Bali pada Juni lalu.
Advertisement