Sepatu Boots Kiai Ma'ruf
Tak ada yang berubah dari KH Ma'ruf Amin. Ia tetap bersahaja. Meski menurut hitungan sementara KPU pasangan Joko Widodo ini sudah bisa disebut sebagai Calon Wakil Presiden Terpilih karena unggul dibanding Prabowo-Sandi.
Saya kebetulan bersamanya sejam dalam perjalanan dengan pesawat Jogjakarta-Jakarta. Duduk di bangku pertama pesawat Garuda, ia didampingi istrinya. Dua orang asisten dan sekretaris pribadinya duduk di bangku belakangnya.
Satu pesawat dengan mantan Rais Aam PBNU ini memang tak terduga. Mestinya, saya ke ibukota bersama Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf yang juga anggota Dewan Pertimbangan Presiden. Gus Yahya --demikian ia biasa dipanggil-- kawan ketika kuliah di Fisipol UGM.
Karena miskomunikasi, ia harus terbang belakangan. Eh, ternyata saya beruntung satu pesawat dengan Kiai Ma'ruf Amin yang sebelumnya sama-sama menghadiri undangan Habib Hilal Al Aidid di kompleks Ponpes Krapyak.
Di pesawat yang sama juga ada Ketua Umum PKB A Muhaimin Iskandar. Salah satu cucu pendiri NU KH Bisri Syansuri ini sama-sama baru saja menghadiri acara yang sama. Tapi ia duduk di dua baris belakang saya.
Rupanya kahadiran sejumlah orang berpeci ini menarik perhatian seorang penumpang yang duduk di kursi paling depan. "Mohon maaf, ini rombongan apa," kata pria itu begitu saya telah duduk di sampingnya.
Belakangan ia mengenalkan diri dengan nama Kato Tuyoshi, ahli kehutanan asal Jepang. Ia mengaku baru saja menjadi dosen tamu di kampus almamater Jokowi. Ia ahli kehutanan yang bekerja di Sumitomo Forestry.
Setelah saya jelaskan bahwa ada Cawapres Terpilih, pria itu malah minta di foto bersama dengan Kiai Ma'ruf. "Saya juga pernah foto bersama Pak Jokowi saat beliau ada acara di Tokyo, beberapa tahun lalu," katanya.
Kiai Ma'ruf dengan senang hati memenuhi keinginan pria Jepang ini berfoto ria dengan bantuan seorang pramugari. Tentu setelah saya perkenalkan dia sebagai dosen tamu yang baru saja memberi kuliah di kampus almamaternya Cak Imin.
Selama penerbangan, Kiai Ma'ruf menghabiskan waktunya untuk membaca koran. Bahkan, ia tak bersedia ketika disuguhi makan oleh pramugari. Ia hanya meminta air untuk mengisi tremos air yang dibawanya.
Mau tahu yang dikenakan Kiai Ma'ruf? Seperti biasanya, calon orang nomor dua ini mengenakan sarung dan baju takwa dibalut dengan jas. Berpeci, berkalung sorban dan bersepatu warna hitam.
Sarungnya terlihat lusuh. Warnanya mulai kusam. "Kiai sangat suka dengan model sarung itu. Sayang sudah tidak ada motif yang seperti itu. Sehingga berkali-kali itu saja yang beliau kenakan," kata Sillahudin, asisten pribadinya.
Baju takwa putihnya juga tampak sudah tidak cerah lagi. Untungnya tertutup oleh jas hitam. Sorban putih yang dikalungkannya pun tak istimewa.
Kalau saja ia tak sering tampil di TV sebagai cawapres, pasti orang tidak mengira kalau ia adalah orang yang akan menjadi orang terkuat kedua di Indonesia. Rais Aam PBNU pertama yang sukses ke istana setelah Presiden Gus Dur.
Kalau ada yang istimewa adalah sepatu yang dikenakan. Ia mengenakan sepatu boots warna hitam dengan model kekinian. "Ini sepatu khusus untuk mengatasi kaki saya yang keseleo," kata Kiai yang juga salah satu deklarator PKB ini.
Unik kan? Berpeci, berkalung sorban, berjas, dan bersarung, tapi pakai sepatu boots. Sepatu yang layaknya dipakai anak-anak muda.
Menurut Silahuddin, sepatu hitam itu secara khusus dipesan di Singapura. Model dan ukurannya disesuaikan dengan struktur kaki Kiai Ma'ruf yang memang sedang bermasalah.
Unik kan? Berpeci, berkalung sorban, berjas, dan bersarung, tapi pakai sepatu boots. Sepatu yang layaknya dipakai anak-anak muda.
Sebagai Cawapres terpilih, ia hanya mendapat pengawalan saat di darat. Selama penerbangan tidak ada satu pun paspampres yang melekat. Baru setelah sampai Bandara Cengkareng, ada sejumlah pengawal yang menjemputnya.
Sungguh saya bersyukur sempat berdampingan sejam dalam pesawat yang sama. Kesempatan yang mungkin agak muskil setelah ia ditetapkan menjadi Wapres RI mendatang. (arif afandi)
Advertisement