Sepasang Kekasih Penumpang Sriwijaya Pakai Identitas Palsu
Dua orang warga asal Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masuk dalam daftar penumpang pesawat Sriwijaya Air SJY-182 rute Jakarta-Pontianak, yang jatuh usai lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta Tangerang, Banten, Sabtu, 9 Januari 2021.
Sepasang kekasih itu berangkat ke Pontianak untuk mencari kerja. Rencananya dalam waktu dekat, keduanya akan menikah tetapi karena sang calon suami diberhentikan dari pekerjaan di Jakarta, maka keduanya memutuskan untuk meninggalkan Jakarta ke Pontianak.
Kedua penumpang asal Ende ini tercatat dalam manifest penumpang atas nama Feliks W dan Sarah BA dengan nomor seat 18 dan 17. Namun, nama yang tercatat dalam manifest penumpang itu, bukanlah nama sebenarnya. Mereka terbang dengan pesawat nahas ini menggunakan identitas KTP dari orang lain.
Nama asli dari penumpang yang tercatat atas nama Feliks W adalah Teofilus LU kelahiran 5 Maret 1998. Sedangkan calon istrinya diketahui bernama Shelfi N. Pengacara yang ditunjuk oleh keluarga besar Ende, Richard Riwoe menjelaskan, Sarah dan Selfhi memang berteman.
Kontrakan keduanya pun berdekatan. Bahkan mereka bekerja di tempat yang sama, yakni di sebuah pergudangan yang berlokasi di sekitar bandara," terangnya kepada awak media.
Richard Riwoe menyebut, Sarah dan Shelfi juga sama-sama berasal dari Ende. Namun demikian, lanjut Richard, kliennya tidak mengetahui jika KTP miliknya dipakai Shelfi terbang ke Pontianak.
Richard Riwoe menjelaskan, awalnya, pihaknya mengetahui jika nama Sarah ada di manifest Sriwijaya Air dari sebuah grup WhatsApp (WA). Daftar itu kemudian sampai ke grup WA keluarga besar NTT.
Singkat cerita, Sarah yang dihubungi ternyata tidak terbang. Ia sedang berada di kost. Akhirnya, Richard Riwoe dan Sarah bersepakat untuk bertemu di Bandara Soekarno-Hatta, pada Sabtu 9 Januari sekitar pukul 23.00 WIB. Saat itu, mereka sekaligus hendak mengklarifikasi informasi ke pihak Sriwijaya Air.
"Kami lapor ke posko Sriwijaya pada malam itu tanggal 9 bahwa yang namanya Sarah orangnya ini, KTP-nya ini aslinya, kok bisa masuk ke dalam situ (pesawat), kecuali kalau KTP-nya dibawa untuk check in dan bawa terbang, lain cerita," ujar Richard.
Aviation Security (AVSEC) PT Angkasa Pura II Persero, Bandara Soekarno-Hatta juga ikut turun tangan menyelidiki identitas palsu ini. "Masih kita investigasi internal. Pun demikian dengan pihak Sriwijaya yang masih melakukan investigasi internal," kata Senior Manager Aviation Security (AVSEC) PT Angkasa Pura II Persero, Bandara Soekarno-Hatta, Oka Setiawan.
"Sesuai aturan ada pencocokan identitas dengan menunjukkan KTP asli untuk menerbitkan boarding pass. Selain itu, calon penumpang selama pandemi Covid-19 harus menunjukkan validasi surat hasil PCR (polymerase chain reaction) yang sudah divalidasi oleh KKP," sambung dia.
Advertisement