Separuh Wilayah Afghanistan Dikuasai Taliban, AS Evakuasi Warga
Kekuatan kelompok militan Taliban semakin menunjukkan gengsinya. Taliban bahkan mengklaim berhasil menguasai Provinsi terbesar kedua Afghanistan, Ghazni, pada Jumat 13 Agustus 2021 dini hari, setelah sebelumnya merebut Herat dan Kandahar.
Sejumlah negara diketahui mulai melakukan perencanaan evakuasi terhadap warganya keluar dari Afghanistan.
Sementara itu, Amerika Serikat mengirimkan 3.000 pasukan pada Kamis 12 Agustus 2021. Mereka akan membantu evakuasi Warga AS, staf kedutaan besar AS, serta para penerjemah yang bekerja membantu pasukan AS.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price, memastikan, tindakan ini bukan merupakan evakuasi melainkan pengurangan jumlah warga AS di Afghanistan.
Pengurangan Jejak Kaki Sipil
“Ini bukan pengabaian, ini bukan evakuasi, ini bukan penarikan keseluruhan. Apa itu? Adalah pengurangan ukuran jejak kaki sipil kita. Ini adalah penarikan warga sipil Amerika yang dalam banyak kasus akan dapat melakukan fungsi penting mereka di tempat lain. Baik itu di AS atau di tempat lain di kawasan ini,” ungkap Price dalam keterangan pers Kamis 13 Agustus 2021 waktu AS.
Price menekankan, evakuasi dengan bantuan lebih dari 3.000 pasukan AS tersebut, bukan merupakan sebuah pesan yang coba disampaikan AS kepada Taliban.
“Kami bermaksud untuk melanjutkan kemitraan yang langgeng dengan rakyat Afghanistan dan pemerintah Afghanistan. Jadi ini tidak boleh dibaca sebagai pesan singkat kepada Taliban,” tegasnya.
Bergabung 642 Pasukan AS di Afghanistan
Kementerian Pertahanan AS menyebutkan, 3.000 pasukan dari tiga batalion itu akan bergabung dengan sekitar 642 pasukan yang masih berada di Afghanistan.
Provinsi Ghazni sendiri merupakan provinsi terdekat dengan Ibu Kota Negara Kabul, yakni berjarak 150 km.
Jatuhnya Provinsi Ghazni, Herat dan Kandahar, menambah daftar wilayah yang berhasil dikuasai Taliban dalam tujuh hari terakhir menjadi 12 provinsi.
Kondisi Kota Kabul
Sejak Rabu 11 Agustus 2021 ratusan warga tiba di Ibu Kota Kabul, dengan kondisi yang memprihatinkan tanpa harta benda dan sangat kelaparan.
Seorang warga Kabul, Abdul Basit, mengharapkan, Taliban menghentikan tindakan penghancuran dan mencapai perdamaian dengan pemerintah.
“Kami meminta kepada Taliban untuk tidak menghancurkan kota-kota. Mereka harus mencapai kesepakatan damai, mereka harus sepakat dengan pemerintah. Mereka bisa berkuasa dan kita bisa berkuasa bersama,” ujar Abdul Basit dalam wawancara di Al Jazeera.
Penarikan penuh pasukan AS yang diumumkan pada Mei lalu ditargetkan rampung pada akhir Agustus, menjelang peringatan 20 tahun peristiwa 9/11.
AS Terkesan Lepas Tangan dari Afghanistan
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden AS, Joe Biden, menyebutkan, Afghanistan harus berjuang sendiri untuk bangsa mereka.
“Dan para pemimpin Afghanistan harus bersatu. Kami kehilangan ribuan (untuk) kematian dan cedera ribuan personel Amerika. Mereka harus berjuang untuk diri mereka sendiri, berjuang untuk bangsa mereka,” ungkap Biden dalam pidatonya, Rabu 11 Agustus 2021.
Secara tegas Biden menekankan tidak menyesali keputusan yang dibuat dengan menarik penuh pasukan dari Afghanistan.
Para Pemimpin Afghanistan Harus Bersatu
“Saya pikir mereka mulai menyadari bahwa mereka harus bersatu secara politis di puncak. Tapi, kami akan terus menjaga komitmen kami. Tapi, saya tidak menyesali keputusan saya,” ucap Biden.
Di Afghanistan sendiri, saat ini terdapat enam WNI dengan kondisi baik dan aman.
Perlindungan WNI di Negeri Konflik
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha mengatakan, pemerintah melalui Kedutaan Besar RI (KBRI) di Kabul, Afghanistan, telah menyusun rencana kontijensi untuk pengamanan WNI di Afghanistan di tengah kondisi politik dalam negeri yang semakin kacau akibat agresi Taliban.
“KBRI Kabul telah menyusun rencana kontijensi untuk antisipasi, jika situasi keamanan semakin memburuk,” ungkap Judha Nugraha dalam pesan singkat kepada wartawan, Jumat 13 Agustus 2021.
Judha menjelaskan rencana kontijensi meliputi seluruh langkah pengamanan bagi WNI, termasuk langkah evakuasi.
“Rencana kontijensi memuat semua langkah-langkah pengamanan WNI, termasuk jika diperlukan dapat dilakukan evakuasi,” tegasnya.
Selain AS, Inggris dan Kanada juga tengah memulai evakuasi terhadap warganya di tengah pergerakan Taliban yang semakin agresif dan brutal di Afghanistan.