Seorang Buta Huruf Asal Pasuruan Juara Nasional Lomba Keaksaraan
Lilin (51), warga buta huruf asal Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan menjadi Juara I Apresiasi Keberaksaraan Peserta Didik Pendidikan Keaksaraan Dasar Tingkat Nasional tahun 2019.
Atas prestasinya, Lilin berhak menerima hadiah berupa plakat, piala dan uang pembinaan yang langsung diserahkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, dalam acara Peringatan Hari Aksara Internasional Tahun 2019, di Lapangan Karebosi, Makassar, Sabtu 14 September 2019.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan, Iswahyudi mengatakan, sebelum maju tingkat nasional, Lilin telah melalui berbagai seleksi di tingkat Propinsi. Hingga akhirnya dinyatakan lolos dan berhak mengikuti lomba keberaksaraan peserta didik keaksaraan dasar tingkat nasional.
"Kita pilih Lilin karena dia betul-betul semangatnya tinggi untuk bisa membaca, menulis dan berhitung (Calistung). Dia asli buta aksara sejak kecil sampai berkeluarga," katanya.
Di sela-sela kesibukannya, Iswahyudi menjelaskan, masing-masing daerah mengusulkan peserta lomba ke Kementerian. Setelah itu dari Kementerian melalukan cek and kroscek langsung terhadap peserta dan tempat belajarnya.
"Setelah dewan juri memandang layak mewakili lomba, maka peserta dipanggil untuk mengikuti berbagai test dan ujian di Jakarta," katanya singkat.
Iswahyudi menambahkan, Lilin belajar Calistung pada PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Wijaya Kusuma. Sebagai tutor pendamping adalah Lilik Indahyani yang sukses mengantarkan Lilin menjadi juara keberaksaraan tingkat nasional.
Selama perlombaan, Lilin diuji dengan berbagai macam literasi, serta paparan tentang aktifitas selama belajar calistung. Kata Iswahyudi, Lilin selalu menyelipkan buku di bantal tempat tidurnya.
Setelah bangun tidur, buku tersebut dibuka untuk dibaca sampai akhirnya lancar calistung. Selain itu, Lilin mengembangkan kemampuan dirinya dengan mengikuti pendidikan keaksaraan khusus maupun Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan. Hasilnya adalah Lilin sukses membuka usaha warung makanan dan dapat berinteraksi dengan para pembeli, tanpa bisa dibohongi.
"Setelah bisa baca, dia bisa mengikuti pendidikan keaksaraan khusus. Buka usaha warung, sehingga bisa ngobrol banyak dengan pembeli. Bisa jualan di sekitar Plataran Bromo, secara tidak langsung bisa meningkatkan pendapatan dia sendiri. Itu bagus dan saya acungi jempol karena betul-betul melaksanakan program KF (Keaksaraan Fungsional) maupun KUM," katanya.
Lebih lanjut pria bergelar doctor tersebut menambahkan bahwa buta aksara di Kabupaten Pasuruan sudah tuntas sejak tahun 2017. Apalagi program keaksaraan di Kabupaten Pasuruan didukung penuh oleh Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf dan bekerja sama dengan banyak pihak. Mulai dari Tim Penggerak PKK, Muslimat dan Fatayat dan tentu saja PKBM se-Kabupaten Pasuruan.
"Terima kasih untuk Pak Bupati dan Ibu yang luar biasa mendukung kegiatan pengentasan buta aksara di Kabupaten Pasuruan. Keberhasilan Lilin adalah bukti kerja keras kita semua," katanya. (sumber: www.pasuruankab.go,id)