Senyum Teduh Kemurahan Hati Orang-orang Saleh
Suatu hari, Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki (ulama besar Makkah) pernah berkunjung ke Pondok Pesantren Datuk Kelampayan di Bangil Jawa Timur. Pondok pesantren pimpinan Syekh Muhammad Syarwani Abdan (dikenal sebagai Datuk Bangil). Dalam kesempatan itu, Abuya Maliki -- panggilan Sayyid Muhammad -- memberikan sekoper uang untuk Guru Bangil, Syekh Muhammad Syarwani Abdan.
Namun, rupanya sekoper uang tak membuat dirinya berhasrat untuk memilikinya. Dengan halus, hadiah itu pun ditolak agar tak menyinggung Abuya Maliki.
Namun demikian Abuya Maliki tak tinggal diam. Guru para ulama pesantren di Nusantara ini terus membujuk ulama yang pernah mengajar di Masjidil Haram itu agar mau menerima hadiah yang dibawanya.
Tapi.. sebanyak bujukan, sebanyak itu pula penolakan yang didapatkan.
Hingga akhirnya, Guru Bangil “menyerah". Beliau pun kemudian mau menerima hadiah tersebut. Namun alih-alih disimpan sendiri, sekoper uang tersebut langsung dibagi-bagikan pada murid-muridnya.
Dan hati pemurah Abuya Muhammad Al-Maliki pun tenang dengan senyumnya.
Advertisement