Senyum Ade Irma, Mahasiswa Sulawesi Kuliah di Unair Lewat PMM 3
Perasaan bahagia sekaligus bangga dirasakan mahasiswa asal Universitas Sulawesi Barat, Ade Irma Lestari lantaran melalui Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2023 (PMM 3), ia bisa belajar di kampus impiannya Universitas Airlangga (Unair), Surabaya.
Ade tak sendiri, ia bersama ratusan mahasiswa dari luar Pulau Jawa berhasil lolos PPM 3, salah satu Program Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM) yang digaungkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Antusiasme Ade juga disampaikan langsung di depan Rektor Unair, Prof. Nasih dalam acara penyambutan mahasiswa PMM 3 di Rektorat Unair pada 2 September 2023 lalu.
Mahasiswa berusia 21 tahun ini menceritakan, dirinya mengetahui Unair dari media sosial saat mencari tempat kuliah sekitar tahun 2020 lalu. Karena jarak yang terlampau jauh dan kendala izin orang tua, Ade pun mengurungkan niatnya belajar di luar Pulau Sulawesi.
Ketika mengetahui informasi mengenai pendaftaran program PMM 3, ia pun segera mendaftar dan tanpa diduga diterima di Unair.
"Saya tahu Unair sudah lama dari media sosial. Taunya di sini FEB-nya nomor satu di Indonesia. Jadi memang ingin belajar di sini sekaligus ingin mendapatkan pengalaman baru," kata mahasiswa semester 5 ini.
Ia mengaku sempat kaget karena bisa diterima di Unair dalam program PMM 3 ini. "Sempat kaget bisa lolos di Unair, karena saingannya juga banyak yang daftar," tambah mahasiswa yang akan berkuliah di Unair pada Agustus 2023 hingga Januari 2024 mendatang itu.
Ade pun tak ingin melewatkan kesempatan ini. Ia bertekad untuk mengembangkan ilmu yang linear dengan jurusannya. Selain itu, perempuan berhijab itu juga akan mencari pengalaman bagaimana hidup di luar daerah asalnya.
"Mungkin ini sebagai ajang pembuktian saya untuk bisa eksplore hal lainnya di luar Sulawesi. Harapan saya bisa berkuliah di Unair dan mempelajari cara kuliahnya yang lebih maju dari universitas asal saya," terangnya.
Kuota Terus Bertambah
Sementara itu, Direktur Pendidikan Unair Prof Sukardiman mengatakan, tiga tahun terakhir kuota penerimaan mahasiswa PPM 3 di Unair terus bertambah. Program ini memberi pilihan mahasiswa di luar Pulau Jawa untuk berkuliah di Pulau Jawa dan sebaliknya.
"Ini program dari Kemendikbudristek untuk pertukaran mahasiswa lintas pulau. Alhamdulillah kami mulai menerima lagi setelah pandemi, dari 2021 hingga saat ini kuota terus bertambah. (Tahun) 2021 hanya menerima 38 mahasiswa, lalu 2022 ada kenaikan signifikan dengan menerima 301 mahasiswa, dan tahun 2023 ada 390 mahasiswa," kata Prof Sukardiman kepada Ngopibareng.id.
Sukardiman menjelaskan, dalam pogram ini mahasiswa boleh memilih mata kuliah yang tidak linier dengan jurusannya, meski ada pula beberapa mata kuliah wajib yang harus diambil sesuai jurusan. Mereka akan diarahkan oleh dosen pembimbing dari universitas asal atau juga yang ada di Unair.
Pertukaran mahasiswa ini dilakukan dalam satu semester dengan beban 20 Satuan Kredit Semester (SKS). Sebanyak empat SKS di antaranya adalah mata kuliah modul nusantara, di mana para mahasiswa luar pulau ini diajak mengenal budaya lokal Surabaya dan sekitarnya.
"Begini, marwah atau definisi dari Merdeka Belajar - Kampus Merdeka ini meskipun kegiatannya pertukaran pelajar, tapi memungkinkan mahasiswa untuk mengambil prodi yang tidak satu rumpun dengan ilmunya, bisa di luar rumpun ilmunya. Tapi, tetap ada pembimbing yang mengarahkan dari universitas asal atau dari Unair. Misalnya, ada mahasiswa ekonomi di sini ingin memperdalam hukum itu boleh, asal SKS-nya sesuai," jelasnya panjang lebar.
Lebih lanjut, Sukardiman menyebut bahwa Unair memberikan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) khusus pada mahasiswa PMM 3 supaya bisa mengikuti perkuliahan sesuai program mahasiswa Unair. Ketika lulus nanti mereka akan tercacat sebagai alumni Unair, karena memiliki NIM tersebut.
"KRS mereka juga dilakukan lewat aplikasi yang sama dengan mahasiswa Unair lainnya. Karena kami ingin mereka bisa mendapatkan mata kuliah sesuai dengan yang diharapkan," tambahnya.
Pihaknya berharap, para mahasiswa luar pulau yang mengikuti program PMM 3 bisa mendapatkan pembelajaran, fasilitas hingga pengalaman yang mereka harapkan di Unair.
"Kami juga berharap output dari program ini, akan ada kerja sama yang terjalin antara universitas pengirim dan Unair, tidak hanya kolaborasi di bidang akademik, tapi juga riset dan community service," tandasnya.