Sensasi Hari Minggu, Ceker Teroris
Surabaya: Ceker atau bagian kaki ayam, bila diolah jadi salah satu kuliner yang digemari oleh masyarakat. Kini, beragam inovasi masakan ceker bermunculan.
Namanya pun beragam, mulai dari Ceker Lapindo, Ceker Setan dan masih banyak lagi. Disajikan dengan cita rasa pedas, membuat para penikmat ceker menggandrungi kuliner yang satu ini.
Di Surabaya ada inovasi baru olahan ceker yaitu, Ceker Teroris. Kenapa bernama Teroris? Karena teroris identik dengan bom dan harapannya rasa ceker yang pedas itu dapat meledak di mulut para penikmatnya. Kedai Ceker Teroris dapat ditemukan di jalan Tenggilis Mejoyo, tepatnya di depan Universitas Surabaya (Ubaya).
Rahardi Sukarno Junianto, yang kerap disapa Antok ini mulai membuka usaha kuliner ceker pada 10 November lalu. Varian rasa yang ditawarkan ada 3, yaitu Ceker Rica-Rica, Ceker Krengsengan dan Ceker Saus Inggris. Dari ketiga menu masakan itu, dua diantaranya diolah dengan racikan bumbu pedas.
“Selain ketiga menu rasa ceker tersebut, kita juga mempunyai Bakso Gegana Anti Teror. Filosofinya Gegana bermaksud untuk mengamankan Bom atau rasa pedas yang meledak di mulut. Bakso ini tidak ada rasa pedasnya, namun biasanya pengunjung mencampur antara Bakso dan Ceker,” tutur Antok.
Dalam sehari, usaha kuliner yang baru dibuka sekitar satu bulan ini dapat menghabiskan 7 kg ceker atau bisa mencapai 50 porsi. Satu porsi Ceker Teroris lengkap dengan nasi dibanderol dengan harga 10 ribu rupiah saja. Tempat makan yang mulai buka dari jam 13.00 sampai 21.00 WIB ini, biasanya ramai dikunjungi mahasiwa kampus Ubaya pada saat jam istirahat kuliah.
Antok berharap, seiring berjalannya waktu ia bisa membuka cabang bisnis ceker di Universitas Tujuh Belas Agustus (Untag) dan Universitas Airlangga (Unair) kampus B.
“Doakan saja saya dapat membuka dua cabang lagi,” tutupnya. (hrs)