Sensasi Kuliner di Warung Kali Sodong Banyuwangi
Gemericik air sungai Sodong sayup terdengar di telinga. Suaranya terasa menyejukkan dan membuat tenang pikiran. Di tengah sungai selebar sekitar empat meter itu terdapat enam meja kecil. Masing-masing diapit dua kursi panjang. Suara gemericik semakin kuat saat air menabrak kaki meja dan kursi itu.
Masing-masing kursi itu telah diduduki. Sesekali mereka tampak mengayunkan kakinya ke air yang super dingin. Mereka bersantai menikmati makanan ringan hangat seperti kucur gula aren, atau tahu walek sambil menikmati kopi atau teh panas. Beberapa di antaranya memilih menikmati makanan berat seperti nasi goreng dan mie goreng.
"Menu spesial kami nasi goreng pete dan mie goreng pete," kata Muhamad Nur Hariri, 40 tahun, pemilik Warung Kali Sodong asal Dusun Pelinggihan, Desa Grogol, Kecamatan Giri, Banyuwangi.
Warung milik Hariri ini berada di tengah sungai Sodong. Dia memberi nama usahanya dengan nama Warung Kali Sodong. Letak warung Kali Sodong ini tak jauh dari tempat tinggalnya. Dari kota Banyuwangi hanya berjarak sekitar 6 km atau bisa ditempuh dengan kendaraan selama 15 menit saja.
Sembari melayani pesanan pelanggannya, Hariri bercerita, Warung Kali Sodong baru dibuka sekitar seminggu belakangan ini. Warung ini merupakan hasilnya memutar otak agar bisa produktif dan menjalankan usaha warung kulinernya.
Dipaksa Kreatif
Dia menuturkan, dirinya sudah sekitar empat tahun membuka usaha kuliner dengan menu andalan nasi goreng pete dan mie goreng pete. Namun sejak pemerintah memberlakukan PPKM Darurat pada 3 Juli 2021, omsetnya terjun bebas.
"Sejak diberlakukan PPKM darurat itu, warung saya sangat sepi dan penghasilan turun drastis," jelasnya.
Pria yang juga aktif di Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Wisata Goa Sodong (WGS) ini kemudian berusaha mencari ide agar usahanya tetap berjalan alias dipaksa kreatif. Karena wisata masih belum diperbolehkan buka, dia pun terus mencari inovasi.
Dia mulai mendapatkan ide untuk membuka Warung Kali Sodong saat pemerintah mengizinkan usaha kuliner untuk kembali beroperasi. Hariri pun teringat pernah melihat warung di tengah sungai dalam sebuah tayangan televisi. Akhirnya pria ini memanfaatkan sungai dekat rumahnya untuk membuka Warung Kali Sodong.
"Begitu kuliner diperbolehkan buka, kami berinovasi bagaimana saya dan teman-teman tetap bisa bekerja dengan membuka Warung Kali Sodong ini," jelasnya.
Idenya membuka Warung Kali Sodong berbuah manis. Begitu dibuka, warung di tengah sungai dan dikelilingi kebun dan sawah ini menarik perhatian masyarakat. Teman-temannya bisa ikut bekerja membantu di warung dan mengelola tempat parkir.
"Omzet warung saya naik antara 60 sampai 70 persen dari kondisi normal," ungkapnya.
Hariri menambahkan, Warung Kali Sodong merupakan warung di tengah sungai yang memberikan sensasi kesegaran air yang masih alami. Sebab Sungai Sodong masih dekat dengan mata air, sehingga airnya sangat jernih dan sama sekali tidak tercemar dan jernih.
Menurutnya, Sungai Sodong relatif aman karena tergolong sungai kecil. Di sekitar lokasi Warung, kedalaman sungai hanya kurang lebih 15 cm itu. Jika hujan pun, menurut Hariri sungai itu aman dari banjir. Hanya debit air saja yang bertambah. Sehingga tidak membahayakan bagi anak-anak.
Selain menu yang disediakan, Warung Kali Sodong juga menyuguhkan keindahan alam yang masih natural. Ditambah lagi letaknya yang berada di dataran tinggi, sehingga udaranya terasa sejuk dengan oksigen yang bersih.
"Sambil menikmati menu kami, pengunjung bisa menikmati terapi gemericik air sungai dan keindahan alam yang ada di sekitar warung," ungkapnya.
Pengunjung Warung Kali Sodong ini pun variatif. Dari kalangan keluarga hingga anak-anak muda. Beberapa pengunjung tampak datang bersama anak-anaknya. Sambil menikmati kuliner, pengunjung bisa sekaligus mengajak dan mengawasi anak-anaknya bermain air.
"Anak-anak suka. Airnya segar dan jernih tapi dangkal. Jadi bisa bermain dengan aman," kata Ani Rahayu, warga Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Glagah.
Rina Tri, 30 tahun, pengunjung yang lain, mengaku ada sensasi tersendiri bisa menikmati makanan di tengah sungai dengan kaki terendam. Apalagi tempatnya rindang, sehingga udaranya sangat sejuk.
"Pokoknya enak makan di sini. Saya betah berlama-lama di sini sambil menghilangkan penat," ungkap perempuan asal kota Banyuwangi ini.