Sensasi Belanja Ala Supermarket di Pasar Kota Malang
Kedai Gudeg Dewi Ayu siang itu cukup ramai didatangi pengunjung. Ada sekitar lima pengunjung yang bersantai untuk santap siang di kedai tersebut.
Michael Ishomuddin beserta istrinya, Destari tampak sibuk menyiapkan pesanan makanan dan minuman milik pembeli. Kedai Gudeg Dewi Ayu adalah salah satu lapak di Pasar Oro-Oro Dowo, Kota Malang.
Meski mengambil jualan di lapak pasar, desain dari kedai tersebut jauh dari kesan kumuh, kuno dan kotor. Malah sebaliknya, kedai tersebut penampakannya seperti restoran.
Lauk pauk berjejer rapi tertutup tudung saji di atas etalase. Ada juga kendi-kendi tempat menyimpan dawet serta tambahan ornamen-ornamen yang membuat pengunjung seperti tidak sedang berada di pasar.
"Di sini kebanyakan yang membeli itu para wisatawan. Jadi pembelinya menengah ke atas," ujar Pengelolaan Kedai Gudeg Dewi Ayu, Michael Ishomuddin pada Sabtu 27 November 2021.
Itulah Pasar Oro-Oro Dowo tempat Ishomuddin membuka lapak jualannya. Pasar di Kota Malang tersebut sudah masuk dalam kategori Standar Nasional Indonesia (SNI).
Kesan kumuh, becek dan kotor yang selama ini melekat pada pasar rakyat jauh dari Pasar Oro-Oro Dowo. Berbelanja di pasar tersebut layaknya seperti berbelanja di supermarket.
Di pintu masuk banyak lapak yang berjualan dengan konsep kekinian seperti, cafe, penjual kue dorayaki hingga Kedai Gudeg milik Ishomuddin.
"Di sini kami tidak hanya berjualan gudeg tapi makanan dari seluruh Indonesia ada ayam betutu, bandeng asap. Kisaran harga mulai Rp30 ribu hingga Rp50 ribu," katanya.
Di pintu masuk pasar juga disediakan keranjang trolley bagi pembeli untuk menaruh barang belanjaannya. Ada juga fasilitas pos penimbangan ulang, mushala, toilet, ruang laktasi hingga poliklinik.
Suasana pasar siang itu cukup lengang, terlihat beberapa pengunjung memilih sayur-mayur, tawar-menawar harga sepotong ayam. Salah satu pengunjung pasar, Tubagus Ahmad, terlihat mengisi trolley-nya dengan kebutuhan dapur, seperti bawang putih, merah, merica hingga kemiri dan aneka lauk-pauk.
"Memang saya sering belanja di sini. Harganya terjangkau karena di pasar. Tapi belanja di sini sudah seperti ke Hypermarket. Ada trolley, juga ada cafe kalau mau minum es kopi susu," ujarnya.
Pasar Oro-Oro Dowo, Kota Malang ditetapkan masuk kategori SNI pada 2017, lalu. Di pasar tersebut ada sekitar 220 lapak jualan yang terbagi dalam enam zona. Keenam zona tersebut yaitu zona buah, zona sayuran, zona pracangan, zona makanan, zona ikan segar dan zona pecah-belah.
Kabid Perdagangan Dinas Koperasi dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Sapto Wibowo mengatakan dengan adanya Pasar Oro-Oro Dowo yang sudah dilakukan revitalisasi, harapannya masyarakat yang sering berbelanja di ritel modern tertarik untuk ke pasar rakyat.
"Harapan kami masyarakat yang dulu sering ke ritel modern bisa beralih ke pasar rakyat," katanya.
Agar pasar bisa masuk kategori SNI ujar Sapto harus memenuhi tiga persyaratan. Ketiga persyaratan tersebut meliputi persyaratan umum, persyaratan teknis dan persyaratan pengelolaan.
Persyaratan umum meliputi kebersihan, kesehatan, keamanan dan kenyamanan. Lalu, persyaratan teknis meliputi pengaturan tentang zonasi, ruang dagang, koridor, pos ukur ulang dan sidang tera.
Sementara untuk persyaratan pengelolaan terkait dengan manajemen pengelolaan pasar secara profesional harus dilengkapi.
"Rencananya tahun depan kami akan menambah sejumlah pasar untuk bisa masuk kategori SNI, seperti Pasar Kasin. Ini masih terus kami upayakan untuk melengkapi persyaratannya," ujarnya.
Advertisement