Senjata Makan Tuan, Pemuda Tewas Terjerat Jebakan Tikus Buatannya
Senjata makan tuan. Itulah nasib yang menimpa Ahmad Rifai warga Desa Kawistolegi, Kecamatan Karanggeneng, Lamongan. Pemuda 24 tahun ini tewas karena terjerat jebakan tikus beraliran listrik yang dibuatnya sendiri, Jumat, 16 Februari 2024.
Sehari sebelumnya, sekitar pukul 22.00 WIB korban berpamitan kepada bapaknya bernama Surian, 50 tahun, untuk pergi ke sawah. Ia bermaksud mengecek jebakan tikus yang dipasang sebelumnya.
Hingga pukul 02.00 dinihari korban tidak kunjung pulang. Ini membuat Surian khawatir. "Akhirnya bapak korban mengajak Sunarto, tetangganya untuk menyusul korban ke sawah," kata Kasi Humas Polres Lamongan, Ipda Andi Nur Cahyo.
Sesampai di sawah, kekhawatiran Surian semakin menjadi. Karena korban tidak terlihat, dan ketika dipanggil-panggil juga tidak menjawab.
Akhirnya Surian mendapati anaknya dalam posisi tergeletak di sisi pematang sawah dengan kondisi tubuh sudah kaku.
Posisi tubuh korban terlihat terlentang, kepala di sebelah selatan dan berdekatan dengan kabel jebakan tikus yang dibuatnya. Spontan keduanya kembali pulang dan melaporkan kejadian tersebut kepada kepala dusun setempat.
Seketika itu juga sejumlah warga bersama-sama menuju tempat kejadian perkara (TKP) dan membawa jenazah korban pulang ke rumah duka. Kejadian ini baru dilaporkan kepala desa sekitar pukul 05.30 WIB dan dilanjutkan ke Polsek Karanggeneng.
Begitu mendapat laporan polisi segera datang ke TKP untuk keperluan penyelidikan. Di antaranya membuat gambar lokasi dan mencatat semua yang diperlukan untuk keperluan laporan hukum.
"Saat polisi datang ke rumah duka, posisi jenazah korban sudah dimandikan dan persiapan untuk dimakamkan," terang Ipda Andi.
Keluarga korban menolak untuk dilakukan otopsi. Tentu, disertai dengan surat pernyataan dan ditandatangani di atas materai. Mereka menerima kejadian tersebut sebagai musibah.
Hanya, sebelumnya disebutkan bahwa pada tubuh korban terdapat luka di bagian telinga dan mata. Luka tersebut di duga akibat gigitan kepiting sawah.
"Karena saat korban ditemukan tubuhnya terdapat banyak kepiting sawah," pungkas Ipda Andi Nur Cahyo.
Advertisement