Seniornya Masuk Klub Eropa, Striker Persebaya Ingin Susul Mereka
Wonderkid Persebaya Surabaya yang tergabung dalam Program Garuda Select 3, Fernando Pamungkas, berhasrat menyusul para seniornya di program itu, yang kini telah dikontrak oleh tim-tim Eropa seperti halnya Bagus Kahfi di FC Utrecht Belanda dan Brylian Aldama di HNK Rijeka Kroasia.
Kiprah para pemain senior di Garuda Select yang bisa menembus sepak bola benua biru akhirnya menggugah Fernando Pamungkas untuk turut serta melebarkan sayap hingga ke luar negeri, khususnya di Eropa. Dengan berkarir di Eropa, ia yakin bisa memberi kontribusi nyata pada Timnas Indonesia di masa mendatang.
"Garuda Select adalah jalan yang sangat berharga untuk berkarier di Eropa, terbukti dengan Bagus yang baru bergabung dengan FC Utrecht dan Brylian yang akan bergabung bersama HNK Rijeka di Kroasia. Saya ingin bisa menjadi seperti mereka, bermain di klub Eropa dan memperkuat Tim Nasional Indonesia," ujar Nando.
Menurutnya, program Garuda Select di Inggris sangat mengubah gaya hidupnya sebagai pemain profesional. Ia mengaku kehidupan sehari-hari di Inggris berbeda jauh dengan di Indonesia, terlebih dalam hal kemandirian dan mentalitas.
"Saya bersyukur karena selama mengikuti Garuda Select, saya juga merasakan perkembangan di kehidupan sehari-hari. Hidup di luar negeri jauh dari keluarga membuat saya menjadi lebih mandiri dan percaya diri," kata pemain 17 tahun itu.
Maka dari itu, ia berharap program Garuda Select yang digelar hingga Mei 2021 mendatang itu bisa membawanya menapaki jalur menuju pentas sepak bola tertinggi di Eropa.
Sebagai informasi, Garuda Select merupakan proyek mercusuar PSSI untuk masa depan sepak bola Indonesia, dengan mengirim pemain muda Indonesia untuk menimba ilmu di Inggris.
PSSI menargetkan dengan program itu bisa membawa Indonesia menggebrak di Piala Dunia 2030 dan Olimpiade 2024.
Program seperti ini bukan pertama kalinya dilakukan PSSI. Induk sepakbola Indonesia itu sudah beberapa kali menelurkan program yang sama, dengan nama dan negara tujuan yang berbeda.
Pertama adalah program PSSI Primavera di 1993-1994 dan PSSI Baretti di Italia pada tahun 1995-1996. Bima Sakti, Kurnia Sandy, dan Kurniawan Dwi Julianto menjadi salah satu pemain jebolan program PSSI Primavera, sementara Uston Nawawi, Yeyen Tumena, Elie Aiboy dan Charis Yulianto merupakan bagian dari Baretti.
Setelah itu, pada 2008-2011, PSSI kembali menerbangkan belasan anak muda Indonesia ke luar negeri untuk sekolah sepak bola. Program itu bernama Sociedad Anónima Deportiva (SAD) Indonesia. Bahkan tim itu muncul sebagai salah satu kontestan di kompetisi usia muda di Uruguay yakni Liga Quinta Division U-17.
Empat tahun berkompetisi di Uruguay sejak 2008–2011 di bawah pelatih Cesar Payovich, proyek besar PSSI itu pun bisa dibilang gagal. Pemain yang ikut di program itu tak bisa bersinar sesuai harapan.
Hanya beberapa yang bisa menembus tim Eropa yakni CS Vise. Dari semua pemain yang diberangkatkan, hanya beberapa yang masih aktif bermain hingga kini. Seperti Yanto Basna di Liga Thailand, Rizky Pellu, Zainal Haq, Novri Setiawan, Manahati Lestusen dan Alfin Tuasalamony di Liga Indonesia.
Advertisement