Seniman Sebut Ada Pihak yang Acak-acak Balai Pemuda
Nasib komplek cagar budaya Balai Pemuda Surabaya terancam makin tergerus, hal itu disebabkan karena Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang punya proyek basement 2 lapis kebawah tanah.
Basement itu bahkan sampai memakan areal bawah jalan Gubernur Surya, kemudian akan menembus di bawah Jalan Yos Sudarso, menghubungkan kawasan Balai Pemuda dengan areal di pojok Jalan Pemuda.
Rencana itu disampaikan Lilik Arijanto Sekretaris Dinas Cipta Karya saat rapat rapat dengar mengundang perwakilan Dewan Kesenian Surabaya (DKS) dan Bengkel Muda Surabaya (BMS).
Beberapa tahun terakhir, komplek Balai Pemuda memang kerap mengalami pembangunan, namun hal itu, baga para seniman justru dianggap merusak nilai sejarah dari 'oase' kesenian komplek peninggalan Belanda ini.
Heru salah satu dari beberapa seniman yang mengecam hal itu, mengatakan rencana pembangunan di Balai Pemuda ini mulai semena-mena, bahkan ia dengan tegas mengatakan ada pihak yang dengan sengajak mengacak-acak Balai Pemuda.
"Rasanya cagar budaya yang ada di Balai Pemuda ini sudah diacak-acak oleh mekanisme pembangunan yang tidak terintegrasi, satu contoh, digedung balai pemuda itu ada panggung teater proscenium yang awal mulanya ada sekarang sudah tidak ada, lalu plavonnya ada peredam suara akustik itu sudah hilang sama sekali, kemudian juga ada untuk penataan lampu, apa Balai Pemuda akan dijadikan sewa tempat kawinan mungkin ya?," sindir Heru pada pemerintah kota.
Pihak perencana, menurut Heru, tidak pernah menghitung apalagi sampai observasi tentang bagaimana caranya melakukan pembangunan sesuasi dengan studi kelayakan sebuahgedung kesenian.
"Pasti tentu ada sumber literatur tentang cara membuat gedung pertunjukan, bagaimana standartnya, bagaimana membuat itu ya yang capable, yang dapat dipercaya, akustiknya, sillingnya, nah apakah gak pernah terfikir sampai kesitu," ujarnya.
Soal, pembangunan basement, ia mengatakan hal itu seharusnya dikaji kembali, sebab jika proyek itu menurutnya punya resiko yang sangat besar.
"Studi amdal harus dilakukan, karena lokasi Balai Pemuda berdekatan dengan Sungai Kali Mas. Kita tidak ingin kejadian yang di salah satu bank di MH Tamrin Jakarta, saat terjadi hujan deras, yang basement terjadi kebanjiran, oleh karena itu, perlu dipikir jauh-jauh," kata Heru.
"Marilah kita memakai hati nurani untuk menjaga kawasan Balai Pemuda, pakai hati nurani, jangan asal bangun," ujarnya. (frd)
Advertisement