Seniman Padang Jadi Korban Penembakan di Masjid Selandia Baru
Baru 2 bulan pindah ke Selandia Baru, ayah dan anak menjadi korban penembakan saat salat Jumat di masjid Kota Christchurch, Selandia Baru, Jumat 15 Maret 2019. Korban diketahui bernama Zulfirman dan anaknya yang masih berusia 2 tahun. Kabar duka ini disampaikan oleh Hendra, kakak Zulfirman.
Sebelumnya, cerita Hendra, sang adik yang asli berdarah Minang, Sumatera Barat, berdomisili di Yogyakarta. Zulfirman yang berprofesi sebagai seniman itu pindah ke Selandia Baru bersama anak dan istrinya, pada Januari 2019. "Sebelumnya tinggal di Jogjakarta. Baru dua bulan lalu pindah (ke Selandia Baru)," kata Hendra.
Seperti diketahui, sebuah aksi penembakan di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, yani Masjid Al Noor dan Masjid Linwood Ave. Teror tersebut menewaskan 49 orang dan melukai puluhan korban.
Sebanyak empat pelaku sudah ditahan, seorang di antaranya adalah warga negara Australia bernama Brenton Tarrant. Kepolisian Selandia Baru menyebut penembakan brutal itu 'direncanakan sangat matang'. Brenton Tarrant lebih dulu menulis manifes setebal 37 halaman yang berisikan rencana jahatnya itu.
Manifes tersebut diberi judul “The Great Replacement” dan diposting di dinding pesan website. Dia menggambarkan dirinya sebagai orang kulit putih biasa, 28 tahun. Lahir dari Australia dari kelas pekerja dan keluarga berpenghasilan rendah.
Tepat di bawah judul, ia menuliskan, “Mengapa Anda melakukan serangan itu? Katanya untuk membalas kematian yang disebabkan oleh penjajah asing”. (yas)
Advertisement