Seniman Mojokerto Ini Ubah Akar Bambu Jadi Aneka Hiasan
Setiawan Brungki 48 tahun seniman Mojokerto mengolah akar bambu atau brungki yang selama ini terbengkalai, menjadi aneka hiasan.
Pria dengan nama asli Feri Setyawan, itu satu-satunya perajin yang mengolah brungki atau akar bambu di Dusun Kelompok, Desa Mojogebang, Kemlagi, Kabupaten Mojokerto.
Meski bisnisnya baru berjalan 4 bulan, seniman ini meraup omzet Rp2,5 juta per bulan. Brungki yang ia manfaatkan khusus akar bambu duri atau pring ori.
Menurutnya, Brungki jenis tersebut banyak terbengkalai di Kecamatan Kemlagi. Karena masyarakat hanya memanfaatkan batang pring ori untuk aneka kerajinan.
“Brungki dianggap sampah oleh masyarakat, tidak ada harganya. Biasanya cuma dipakai kayu bakar,” kata Setiawan Brungki Senin 11 September 2023.
Ia memanfaatkan waktu luangnya di sela menjadi sopir truk untuk membuat aneka hiasan berbahan brungki. Bapak dua anak ini juga mempunyai keterampilan melukis dengan aliran naturalis. Bakat seniman itulah yang membuatnya piawai memahat akar bambu.
Berkat kegigihannya, brungki kini bernilai ekonomi. Sebab Feri membelinya Rp5.000 per potong ukuran standar. Akar bambu yang sudah kering itu lebih dulu ia pangkas bagian yang tak terpakai menggunakan gergaji. Selanjutnya ia pahat menjadi beragam hiasan.
Mulai dari hiasan dinding berbentuk wajah manusia yang lucu dan unik, asbak, hiasan meja, hingga kentongan beragam bentuk. Terakhir, brungki yang sudah dibentuk dan dihaluskan permukannya, diwarnai menggunakan cat kayu dan pernis agar lebih artistik.
“Kualitas produk saya standar, tapi harganya lebih murah daripada di tempat lain. Itulah keunggulan produk saya,” tuturnya.
Dalam sehari, Setiawan Brungki mampu menghasilkan 3-4 produk hiasan per hari. Kentongan ia banderol Rp 50.000 sebab bentuknya paling sederhana. Sedangkan asbak Rp 50.000-100.000 dan hiasan dinding berbentuk wajah manusia Rp 100.000-250.000 tergantung tingkat kerumitannya. “Penjualan masih di Mojokerto saja, omzet saya rata-rata Rp 2,5 juta per bulan,” ungkapnya.
Karena bisnisnya tergolong ekonomi kreatif berskala UMKM, Feri mengharapkan bantuan mesin pemotong dari Disperindag Kabupaten Mojokerto. Agar proses pemotongan brungki lebih presisi dan cepat.
“Selama ini memakai gergaji cepat tumpul karena brungki kan keras. Sehingga memotong lebih lama dan sulit presisi,” pungkasnya.
Advertisement