Seniman, Budayawan dan Warga Jogja Titipkan Indonesia di Ganjar
Alun-alun Wates Yogyakarta membara. Puluhan ribu masyarakat kumpul di lokasi, Minggu 28 Januari 2024. Mereka tampak antusias datangan ke acara bertajuk Hajatan Rakyat yang dihadiri calon presiden nomor urut 03, Ganjar Pranowo.
Sejak pagi hari, mereka sudah memadati lokasi itu. Warga rela menantikan Ganjar hingga berjam-jam karena panggung penuh dengan hiburan. Penampilan grup band Slank membuat warga betah bertahan.
Ketika Ganjar tiba, suasana langsung meriah. Teriakan Ganjar Presiden langsung menggema. Warga langsung histeris dan menyambut Ganjar dengan mengacungkan jari tiga.
"Ganjar Presiden. Ganjar wonge dewe," teriak mereka kompak.
Ganjar langsung menyapa puluhan ribu warga yang ada di sana. Ia langsung membakar semangat para simpatisan dan pendukungnya itu dengan program-program andalannya.
"Bapak ibu, milih makan siang gratis atau pendidikan gratis?," tanya Ganjar.
Warga kompak menjawab lebih memilih pendidikan gratis. Seorang warga bernama Lily mengatakan bahwa pendidikan gratis lebih penting untuk masa depan anak daripada makan siang gratis.
"Pilih pendidikan gratis Pak, karena pendidikan lebih penting untuk masa depan anak kita," jelasnya.
Sejumlah warga kemudian diminta naik ke atas panggung. Selain warga, ada seniman dan budayawan Jogja yang juga naik ke atas panggung. Terlihat budayawan Butet Kertaradjasa juga ada di sana. Mereka kompak menuliskan harapan di pundak Ganjar.
"Utamakan pendidikan gratis sampai kuliah, Pak. Pekerjaan untuk anak muda dipermudah," tulis mereka.
Sementara Butet menuliskan kalimat singkat. Di pundak Ganjar, ia menitipkan Ganjar agar melakukan Revolusi Cinta.
"Di pundak saya sudah ditulis harapan-harapan panjenengan. Sebagian besar titip soal pendidikan. Maka ke depan perbaikan kualitas pendidikan menjadi prioritas," ucap Ganjar.
Sekolah gratis sampai anak berusia 12 tahun harus terwujud. Khusus yang miskin, Ganjar membuat program khusus yakni pendidikan vokasi SMK Gratis lulus langsung kerja.
"Kita lanjutkan lagi dengan program satu keluarga miskin satu sarjana. Maka dengan program pendidikan itu, anak-anak dari keluarga tidak mampu bisa mengubah nasib keluarganya," pungkasnya disambut tepuk tangan histeris puluhan ribu warga.