Seni, Gerakan Kebudayaan, dan Pembentukan Karakter Anak Muda
Oleh : Wahyu Nugroho*
Dalam rentang beberapa bulan terakhir, terdapat peningkatan signifikan dalam intensitas kegiatan pameran seni rupa di Pasuruan Raya. Pada September 2023 ini saja, data menunjukkan adanya tiga peristiwa pameran seni yang mencapai partisipasi seniman dengan jumlah peserta rata-rata di atas 30 orang. Tiga peristiwa pameran ini merupakan refleksi dari dorongan seniman dan Komunitas Guru Seni Dan Seniman Pasuruan (KGSP) untuk berpartisipasi serta berkontribusi dalam gerakan kebudayaan.
Tiga peristiwa pameran seni rupa pada September 2023 adalah :
Pertama, pameran "Salam Hangat" dilaksanakan pada 16 September-16 Oktober 2023. Menjadi agenda penting bagi seni rupa di Pasuruan. Seniman yang berpartisipasi sejumlah 32 orang. Acara ini merupakan kolaborasi antara KGSP dan Aliansi Kreator Mahardhika Art (ALKMAART). Menjadi agenda penting karena bertujuan untuk lebih melengkapi upaya dalam membangun ekosistem seni rupa di Pasuruan. Selain sebagai platform seni rupa, pameran ini menandai langkah signifikan berdirinya K-Naya Artspace di Purwosari-Kabupaten Pasuruan, sebagai sarana bagi para seniman untuk mempresentasikan karyanya ke ruang publik, yang selama ini sulit didapatkan di Pasuruan.
Kedua, pada 23-29 September 2023, sebuah perhelatan seni rupa dan puisi bertajuk"TAWASSUL", melibatkan 30 seniman rupa dan 30 seniman sastra. Acara yang diinisiasi oleh salah satu anggota KGSP, bertujuan untuk menghormati dan mengenang sosok ulama kharismatik yang memiliki peran sangat penting dalam menyebarkan budaya religius Islami di Pasuruan, yaitu K.H. Abdul Hamid. Pemilihan tanggal pelaksanaan pameran ini secara khusus bersamaan dengan haul ke-42 dari tokoh yang akrab disapa 'Mbah Hamid' atau 'Romo Kyai Hamid'. Hal ini sebagai bentuk penghargaan dan apresiasi tulus atas kontribusinya yang luar biasa, meliputi warisan intelektual dan spiritual yang tak ternilai harganya bagi masyarakat Pasuruan.
Ketiga, Pameran "Tadabbur Rupa", pembukaannya direncanakan pada 30 September 2023, berakhir pada 8 Oktober 2023. Melibatkan partisipasi 38 orang seniman. Perhelatan ini diselengagrakan oleh KGSP juga, bertujuan untuk ikut menyemarakkan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Jawa Timur ke-30, yang digelar di Kota Pasuruan. Pameran ini tidak hanya sebagai wadah untuk mengeksplorasi seni rupa, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkaya budaya dan mengekspresikan pengalaman religius melalui seni - bagi seniman sebagai kreator maupun publik yang menjadi apresiator.
Dalam periode bulan-bulan berikutnya, yaitu Oktober hingga akhir tahun 2023, tercatat bahwa setiap bulan rata-rata terjadi dua kali peristiwa pameran seni yang diagendakan oleh komunitas seni rupa yang paling berpengaruh dalam pengembangan seni rupa di Pasuruan, yaitu KGSP. Di samping agenda resmi tersebut, juga sangat dimungkinkan terjadi peristiwa pameran yang diinisiasi secara insidental, baik oleh KGSP sendiri maupun oleh komunitas seni lainnya. Peristiwa-peristiwa ini dapat berbentuk pameran tunggal maupun kelompok. Hal ini mencerminkan keragaman ekosistem seni rupa yang berkembang di Pasuruan.
Perhelatan pameran terbesar di wilayah Pasuruan Raya, yang dikenal sebagai "GANDHENG-RENTENG," direncanakan akan digelar akhir Oktober 2023. Acara ini paling prestisius dari agenda rutin tahunan KGSP di antara kelompok atau komunitas-komunitas yang lain. "GANDHENG-RENTENG" bukan hanya sekadar pameran seni, lebih dari itu, ia berfungsi sebagai perayaan dan ajang berkumpul bagi seniman-seniman dari berbagai pelosok di Pasuruan Raya dan luar kota. Perkiraan yang akan berpartisipasi pada perhelatan periode ke-13 ini sedikitnya 75 orang seniman, Perhelatan ini menjadi penanda pertumbuhan dan perkembangan yang berkelanjutan dalam ekosistem seni rupa di Pasuruan.
Kehadiran seniman tamu dari luar kota dalam setiap perhelatan yang diselenggarakan oleh KGSP mencerminkan misi komunitas yang secara konsisten mengupayakan terjalinnya silaturahim dan jejaring antara seniman atau komunitas seni rupa Pasuruan dengan seniman dari luar kota. Tindakan ini tidak hanya memperkaya pertukaran ide dan pengalaman seni, tetapi juga memperluas horison seni rupa Pasuruan. Memungkinkan para seniman lokal untuk terinspirasi oleh perspektif-perspektif yang berbeda dari praktisi-praktisi luar kota. Selain itu, kerjasama ini mempromosikan keragaman seni rupa dan memperkuat jaringan seniman di tingkat regional, yang pada gilirannya memberi kontribusi bagi perkembangan seni rupa secara lebih luas.
KGSP menganggap seni tidak semata-mata berurusan dengan profit atau keuntungan finansial. Bagi mereka, gerakan seni merupakan bagian integral dari gerakan kebudayaan yang lebih besar. Oleh karena itu, dalam setiap perhelatan seni yang diselenggarakan KGSP berkomitmen untuk melibatkan seniman dari berbagai tingkatan, mulai dari seniman pemula hingga senior. Dalam konteks ini, pemilihan lokasi tidak semata-mata didasarkan pada aspek ekonomis, tetapi lebih pada aksesibilitas yang merangkul seluruh segmen masyarakat, terutama pelajar dan generasi muda. Hal ini menciptakan lingkungan inklusif, di mana seni dapat diakses dan dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat, sekaligus mempromosikan pertumbuhan budaya yang berkelanjutan.
Gerakan kebudayaan melalui seni yang menjadi konsep gerakan KGSP, memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan perkembangan anak muda. Maka, seni juga bukan sekadar hiburan, tetapi sebagai media yang tidak bisa diangap sepele untuk menginspirasi dan mendidik generasi muda. Anak muda yang terlibat dalam seni, baik sebagai seniman yang mencipta, penonton yang mendalami, atau peserta dalam program seni dan budaya, memperoleh manfaat yang beragam. Mereka dapat mengembangkan kreativitas yang kuat, yang pada gilirannya memungkinkan mereka untuk berpikir di luar kotak, menemukan solusi kreatif, dan menghadapi tantangan dalam kehidupan dengan lebih percaya diri.
Selain itu, seni memberikan kesempatan bagi anak muda untuk mengekspresikan diri mereka sendiri dan menggali identitas pribadi mereka. Dalam proses ini, mereka memperkuat rasa diri mereka sendiri dan menjadi lebih tahu tentang siapa mereka dan apa yang mereka sukai. Hal ini dapat memberi mereka kepercayaan diri yang lebih besar dalam mengambil keputusan dan menghadapi situasi yang kompleks dalam hidup mereka.
Pentingnya pemahaman budaya juga tidak bisa diabaikan. Melalui seni, anak muda dapat memahami lebih dalam tentang budaya mereka sendiri dan budaya lain. Ini membantu mereka menghargai keanekaragaman budaya di dunia yang semakin terhubung. Mereka dapat mengenali sejarah, tradisi, dan nilai-nilai budaya, yang akan memperkaya pemahaman tentang identitas dan asal usul mereka.
Di samping itu, gerakan kebudayaan melalui seni menciptakan lingkungan positif bagi pertumbuhan anak muda. Mereka dapat berinteraksi dengan teman sebaya yang memiliki minat sama, pada gilirannya akan membangun interaksi yang kuat. Ini bisa menjadi kesempatan untuk berbagi ide, belajar dari satu sama lain, dan bahkan membuka pintu bagi kolaborasi seni untuk menghasilkan karya-karya luar biasa.
Terakhir, seni juga membantu anak muda mengasah keterampilan komunikasi mereka. Meningkatkan kemampuan dalam menciptakan, memahami, dan menyampaikan pesan melalui seni. Hal ini membantu mereka menjadi komunikator yang lebih baik, tidak hanya dalam seni tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan kata lain, gerakan kebudayaan melalui seni bukan hanya tentang menciptakan karya seni yang indah, tetapi juga tentang membentuk karakter dan perkembangan positif anak muda secara menyeluruh.
*Wahyu Nugroho, perupa yang tinggal di Purwosari-Kab. Pasuruan
Advertisement