Sempit, Jalan Probolinggo - Lumajang Diperlebar Jadi 11 Meter
Jalan nasional Probolinggo - Lumajang sepanjang 45 kilometer (km) selebar 7 meter selama ini dinilai tidak memadai lagi dengan volume kendaraan yang melewatinya. Lebar jalan yang terlalu sempit dinilai sering memicu kemacetan di sejumlah titik terutama di kawasan pusat perbelanjaan hingga pasar tradisional.
“Jalan yang lebarnya 7 meter akan diperlebar menjadi 11 meter, dimulai dari batas Kota Probolinggo dengan Kabupaten Probolinggo terus ke selatan hingga Lumajang,” ujar staf Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jawa Timur, Wilayah 1.3 Probolinggo, Lumajang, Turen, Ahmad Riyanto, Rabu, 24 Mei 2023.
Lebih detail, Riyanto mengatakan, batas kota-kabupaten dimaksud terletak di Dusun Krajan, Desa Sumberbulu, Kecamatan Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo. Untuk sementara, pelebaran jalan sampai di pertigaan Jalan Raya Malasan, Kecamatan Tegalsiwalan.
Ruas jalan sepanjang 9 km itu diperlebar total 16 meter, di mana 5 meter di sisi kanan-kiri bahu jalan untuk saluran sanitasi (pematusan).
Dimana dari titik tersebut, terbentang jarak sepanjang sembilan kilometer. Dengan total lebar jalan sepanjang 16 meter, dimana selebar lima meter merupakan sisi kanan kiri bahu jalan dengan saluran sanitasi.
Keberadaan saluran air di kanan-kiri (bahu jalan) untuk menghindari genangan air saat musim penghujan sehingga tidak menimbulkan genangan. “Praktis, lebar jalan aspal setelah diperlebar menjadi 11 meter,” kata Riyanto.
Selama proses pelebaran jalan, pihak PPK akan meminta bantuan jajaran Satlantan Polres Probolinggo. Caranya, dengan melakukan buka-tutup selama proses pengerjaan pelebaran jalan tersebut.
Diakui, sistem buka-tutup akan memicu kemacetan arus lalu lintas. Karena itu ia meminta pengguna jalan lebih bersabar dan berhati-hati saat melintasi lokasi proyek pelebaran jalan.
“Insya Allah, pelebaran jalan dimulai Mei ini dan ditargetkan selesai akhir tahun 2023 ini. Setelah itu dilanjutkan lagi pada tahun 2024,” jelasnya.
Selanjutnya, pada Mei 2024, proyek pelebaran jalan dilanjutkan ke arah selatan hingga akhirnya tuntas di Lumajang. Terkait dengan lahan yang hendak digunakan untuk pelebaran jalan, Riyanto memastikan bukan termasuk lahan warga tetapi sisa bahu jalan yang selama ini belum diaspal.
“Tidak ada masalah soal lahan yang digunakan untuk pelebaran, karena bukan lahan warga. Terkait pelebaran jalan, kami juga sudah berbicara dengan warga sekitar,” katanya.
Berdasarkan pengamatan, jalur jalan Probolinggo - Lumajang (45 km) selama ini diwarnai sejumlah titik kemacetan. Titik-titik kemacetan itu di antaranya terletak di pusat-pusat perbelanjaan hingga pasar tradisional (pasar tumpah).
“Biasanya jalur Lumajang - Probolinggo itu macet di kawasan Pasar Buah Ranuyoso di pagi hari,” ujar Abdurrahman, warga Kecamatan Yosowilangun, Lumajang. Pengguna jalan pun harus berhati-hati saat melintasi pasar tumpah itu karena ratusan pedagang dan pembeli berseliweran di badan jalan.
Belum lagi saat jalan raya Lumajang - Probolinggo bertemu sebidang dengan rel kereta api (KA) yang juga memicu kemacetan seperti, di timur Stasiun KA Klakah dan rel KA di Desa Malasan, Kecamatan Tegalsiwalan.
Kemacetan lain ditemui di pintu tol Probolinggo Timur di Desa Clarak, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo. Hal itu misalnya, terjadi saat Lebaran, April 2023 lalu di mana ratusan kendaraan yang keluar dari Tol Pasuruan-Probolinggo (Paspro) itu mengular panjang hingga sekitar 10 km.
Advertisement