Sempat Hilang, Artikel Korupsi SBY di Centuri Kembali bisa Dibuka
Media asing, Asia Sentinel diduga sempat menghilangkan laporan berjudul Indonesia's SBY Government: Vast Criminal Conspiracy yang menulis skandal pencurian uang pembayar pajak senilai 12 miliar dolar Amerika Serikat yang diduga dilakukan rezim pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Hal ini diketahui saat link media berbahasa Inggris itu coba diakses pada pukul 10.00 WIB Jumat 14 September 2018, melalui link: https://www.asiasentinel.com/politics/indonesia-sby-government-criminal-conspiracy/. Di situ itu tertulis laman tidak bisa ditemukan atau tertulis "PAGE NOT FOUND 404".
Tanda "404 Not Found" berarti link yang diklik tidak mengarah ke data atau informasi apapun. Biasanya kesalahan ini bisa berasal dari ejaan link yang salah atau lokasi penempatan dokumen telah berpindah atau bahkan artikel telah dihapus.
Namun, pada sekitar pukul 11.29 laman yang memuat laporan soal keterlibatan SBY perihal skandal kasus Century itu kembali bisa diakses.
Laporan tersebut ditulis John Berthelsen dan sebelumnya nongol di Asia Sentinel sejak Selasa 11 September 2018 lalu. Berthelsen mengungkap dugaan tersebut berdasarkan laporan penyelidikan setebal 488 halaman yang diajukan ke Mahkamah Agung Mauritian.
Sebanyak 30 pejabat pun diduga terlibat dalam skandal yang bermula dari kasus Bank Century, termasuk Wakil Presiden RI periode 2009-2014 Boediono.
Bukan cuma itu, Berthelsen secara gamblang juga menyebut aliran dana skandal Century yang ramai pada 2009 lalu ini masuk ke kas Partai Demokrat. Ia menulis: "Pendirian dan bangkrutnya PT Bank Century TBK diduga menjadi pusaran sebagian besar kasus yang dimuat dalam laporan tersebut. Pailit pada 2008, Bank Century akrab dikenal sebagai "bank-nya SBY" karena diyakini menyimpan dana gelap yang terkait dengan Partai Demokrat."
Laporan ini pun menyebar dengan cepat di lini masa media sosial dan diperbincangkan warganet Indonesia, karena mengingatkan kembali skandal besar yang sempat diselidiki DPR melalui Pansus Hak Angket Century yang diketuai Politikus Golkar, Idrus Marham pada 2009.
Sejumlah pengurus teras Demokrat pun membantah laporan tersebut. Wakil Ketua Umum Demokrat, Syarifudin Hasan mengatakan "Itu berita sampah saja di tahun politik."
Syarifudin menilai data-data yang disampaikan Berthelsen, adalah rekayasa belaka dan sengaja dikeluarkan menjelang tahun politik 2019 untuk menyudutkan SBY dan Demokrat.
Bantahan juga disampaikan Wasekjend Demokrat, Andi Arief melalui akun Twitter pribadinya pada 13 September 2018 yang menyatakan laporan tersebut hoax belaka.
"Tentang Artikel hoax yang menyudutkan SBY dan pemerintahannya di Asia Sentinel: kami berharap Ibu Sri Mulyani yang masih di dalam kekuasaan bisa menjelaskan ke publik. Sri Mulyani sudah gamblang jelaskan ini di Pansus DPR dan persidangan KPK," kata Andi. (man)