Sempat Hilang 2016, Narkoba Zombi Flakka Kembali Muncul
Flakka dikenal setidaknya sejak 2016. Narkoba ini juga disebut sebagai gravel, karena bentuknya yang serupa gravel, butiran kristal putih. Flakka disebut lebih berbahaya dan mematikan bahkan dibanding kokain.
Berasal dari China
Dilansir dari CNN, flakka adalah narkoba sintesis yang diduga berasal dari China. Narkoba ini memiliki harga yang jauh lebih murah dibanding kokain. Sekitar USD3 hingga USD5 per dosisnya.
Narkoba ini dijual di sejumlah SPBU dan juga diler lain. Karena harganya murah, pengedar sering menarget anak-anak dan juga kelompok miskin, serta tunawisma, sebagai sasarannya.
"Ini adalah kelompok orang yang sedang mengalami gangguan kesehatan akibat penyakit kronis, serta tidak memiliki akses atas perawatan kesehatan," kata Jim Hall, pakar epidemiologis di Universitas Nova Southeastern, Fort Lauderdale, Florida.
Dampak Pengguna Flakka
Flakka digunakan baik dengan cara disuntik, dihirup, atau dihisap serupa rokok. Pengguna akan mengalami sejumlah sensasi. Di antaranya berhalusinasi, terlalu bersemangat, mendorong adanya aksi kekerasan, suhu badan meningkat, paranoia, bahkan sensasi super kuat seolah menjadi hulk.
Dampak lain menjadi kaku, dehidrasi, kegagalan ginjal, susah bernapas, perilaku menyakiti diri sendiri, meningkatkan detak jantung, dan pergerakan otot di luar kontrol. Dampak yang cenderung dominan adalah membuat penggunanya mematung, membungkuk akibat gangguan saraf, dan disebut menyerupai zombi.
Flakka adalah nama julukan yang berasal dari bahasa Spanyol, la flaca, artinya perempuan cantik.
Narkoba ini mengandung zat kimia yang ditemukan di garam untuk mandi. Zat kimia ini yang berfungsi mengikat molekul, yang fungsi utamanya adalah mengatur saraf mood, dopamin, dan serotonin.
"Flakka kemudian membanjiri otak dengan zat kimia ini. Kokain dan methamphetamine juga punya dampak serupa. Namun Flakka punya dampak lebih panjang," lanjutnya.
Bahaya Flakka
Umumnya, pengaruh flakka akan hilang dalam hitungan jam. Namun mungkin saja, dampak kerusakan syaraf akan berlangsung permanen. Tak hanya zat kimia tertinggal di sistem syaraf, zat ini juga bisa menghancurkan syaraf. Dan karena flakka bisa berada di otak lebih lama dibanding kokain, maka dampak kerusakannya bisa lebih besar.
Tak diketahui juga dosis yang aman dalam penggunaan flakka. Ini berbeda dengan kokain. Sehingga risiko meninggal akibat gagal napas dan lonjakan detak jantung, tinggi pada pengguna flakka.
Obat untuk Hewan
Di Amerika Serikat, DEA atau badan obat-obatan setempat, masih menempelkan larangan sementara pada obat ini, tahun 2015 lalu.
Sehingga produsen obat masih membuat obat, dengan memberi label, "tidak untuk dikonsumsi manusia". Sejumlah pengedar bahkan menempel flakka dengan label obat untuk kuda. Butuh waktu tahunan untuk mengumpulkan data dan mendorong pemeritah federal di Amerika Serikat, melarang flakka.
Namun, setelah dilarang, obat ini kemudian sempat menghilang di tahun 2016. Flakka itu, kini muncul lagi dengan label yang baru untuk menyiasati larangan.
"Masalahnya, bila satu obat telah dilarang dan masuk jadi zat ilegal, produsen akan merespons dengan membuat alternatif dari obat itu. Mengubah nama komposisi dan labelnya," tandasnya.