Sempat Disepelekan karena "Hallo Surabaya" Jualan Rujak Cingur
Mengunjungi Surabaya tentunya tidak boleh melewatkan wisata kuliner. Kota Pahlawan ini bisa disebut 'surganya' pecinta kuliner. Ragam cita rasa dan tetap otentik jadi daya tarik tersendiri.
Tidak perlu bingung mencari di wilayah mana bisa ditemukan makanan enak kota Surabaya. Karena bisa ditemukan di setiap sudut Kota Pahlawan ini. Mulai dari warung di pinggir jalan hingga restoran ternama. Salah satunya adalah Wisata Kuliner Nusantara "Hallo Surabaya". Lokasinya di Jalan Kertajaya Indah.
Rumah makan ini dikelola Budi HS bersama istrinya Amelia. Kuliner Surabaya yang legendaris menjadi andalannya. Tidak sekedar untuk kepentingan bisnis, tapi ada misi yang diemban si pemilik resto.
Misi yang melekat pada pria kelahiran Solo Jawa Tengah, dan besar di Surabaya ini adalah ingin menjaga kelestarian kuliner Surabaya. Misi itu yang membuat Budi tidak silau dengan menjamurnya restoran Eropa, Jepang, Cina, Korea dan Timur Tengah.
"Bukannya saya tidak suka dengan masakan luar itu, tapi saya punya komitmen, masakan nusantara harus dilestarikan, tidak boleh tergerus masakan dari luar. "Nek gak awake dewe sing njogo, sopo mane (kalau bukan kita yang menjaga siapa lagi)," kata Budi dengan logat Surabaya yang medok.
Sebab itu, kuliner khas Surabaya seperti Nasi Rawon, Rujak Cingur, Gado-Gado, Lontong Kikil, Tahu Campur, Tahu Tek, Urap-urap menjadi menu favorit.
Satu lagi yang sedang dipelajari adalah lontong balap. Sedangkan Semanggi Suroboyo, sudah dicoret dari daftar menu. Bahan bakunya susah diperoleh.
"Sawah atau kedokan tempat tumbuh kembangnya semanggi, sudah beralih fungsi jadi kawasan industri dan perumahan," ucap Budi.
Wisata kuliner Nusantara ini diresmikan oleh Walikota Surabaya Eri Cahyadi pada Februari 2022 lalu. Usaha ini bukan hal baru bagi Budi. Sebelumnya, ia selama 21 tahun sukses mengelola Wisata Kuliner Kampung Laut Semarang.
Dari Kampung Laut ini, Budi bersama istrinya ekspansi ke Surabaya dengan mengontrak sebuah tempat yang cukup luas, berlokasi di Jalan Bubutan. "Itu merupakan cikal bakal Wisata Kuliner Nusantara Hallo Surabaya. Waktu itu diresmikan oleh Walikota Surabaya Pak Bambang DH," kenang Budi.
Dalam menyajikan masakan khas Surabaya, ada yang patut dicatat. Dia tak sekedar menawarkan nama masakannya, tapi rasa, penyajian, kebersihan dan harga menjadi taruhan untuk memanjakan tamu.
Sebagai contoh untuk rujak cingur, Budi mengajak juru masaknya mengunjungi beberapa tempat jualan rujak cingur yang terkenal dan paling enak di Surabaya. Akhirnya ia temukan rujak cingur di sebuah hotel di kawasan Jalan Pemuda.
"Saya harus bisa membuktikan rujak cingur di Hallo Surabaya, lebih enak," kata Budi dengan bangga.
Demikian juga dengan jenis masakan yang lain. "Masio pesene diawur, rasane sek tetep enak ( meskipun pesannya diacak, rasanya tetap enak dan disukai tamu)", katanya sambil tertawa.
Meskipun menonjolkan kuliner legendaris Surabaya, ada menu baru yang ditawarkan Budi. Ia menyelipkan kuliner dari daerah lain seperti Rica-rica, Nasi Liwet Solo, dan Nasi Gudeg.
"Saya dan istri saya berbagi tugas. Saya memilih di belakang layar, sedang istri saya korlapnya. Dari kepribadian karyawan, cara berbusana, tata rias, keramahan melayani tamu, semua menjadi urusan istri saya," kata Budi.
Budi bersyukur, Kuliner Nusantara Hallo Surabaya, mendapat berkah dari bulan Ramadan. Selama puasa tamunya sampai antre. Mereka rindu dengan kuliner Surabaya seperti Nasi Rawon, Rujak Cingur, dan Tahu Campur.
"Teman saya yang dulunya nyepelein karena saya jualan rujak dan gado-gado, tidak mau buka Restoran Chinese Food atau Eropa, sekarang berbalik memuji misi saya untuk melestarikan masakan Surabaya," ujar Budi.
Advertisement