Sempat Diremehkan Publik, Roca Selamatkan Persik dari Degradasi
Saat menggantikan posisi Joko Susilo sebagai pelatih kepala di penghujung berakhirnya putaran pertama Liga 1 2021 musim lalu, publik sempat meragukan kemampuan pelatih Javier Roca. Ini bisa dimaklumi karena selama meniti karier di sepak bola Indonesia, publik lebih mengenalnya sebagai pemain bukan sebagai pelatih.
Apalagi pria asal Chile tersebut, belum pernah memiliki pengalaman melatih klub di Indonesia. "Sebenarnya wajar saja kalau meragukan kemampuan seseorang. Boleh gak percaya, aku gak masalah. Aku terima saja, dan bukan bohong memang aku pelatih SSB," kata pelatih beristri orang Indonesia ini.
Javier Roca menganggap, kurang tepat jika publik meragukan kemampuannya, mengingat dirinya sudah paham betul karakter dan budaya bangsa Indonesia. Kecuali jika orang baru di sini.
"Saya di Indonesia sudah 20 tahun broo. Jadi sebenarnya tidak terlalu susah untuk beradaptasi ke pemain," katanya.
Sejak menggantikan posisi Joko Susilo, lambat laun permainan Persik berubah ke arah lebih baik. Di tangan Javier Roca, Persik Kediri bermain ngeyel dan lebih berkarakter.
Perlahan Persik Kediri berhasil menjauh dari zona degradasi dan terakhir finish di peringkat 11.
"Kalau filosofinya seperti yang saya sudah bilang. Itu kamu kasih ke teman yang pakai baju ungu juga. Di situ kita bisa bangun permainan. Kalau kamu kalah bola udah, kamu kejar," jelasnya .
"Dari situ kita bisa lihat kemampuan pemain kita masing-masing. Mereka bisa teridentifikasi dengan permainan, Karena saya bukan sosok yang memaksa dengan permainan seperti itu. Kita bawa forum untuk didiskusikan, gimana enaknya main? Menurut kalian bagaimana," ujarnya.
Ia menilai dalam jiwa para pemain harus ditanamkan filosofi hidup untuk sepak bola. Menurutnya, setiap pemain harus memiliki jiwa untuk saling memiliki klub ini.
"Jadi, selama tinggal di Bali 3 bulan, saya semua yang mengatur mulai makanan , sesi latihan, hingga istirahat. Mereka bangun harus isi formulir, setelah latihan isi formulir lagi. Saya bikin program latihan. Setelah latihan, mereka diizinkan untuk menilai latihannya keras atau gampang . Jadi, saya salut sama mereka para pemain profesional. Itulah hidup untuk sepak bola," katanya.
Saat Persik Kediri memutuskan untuk mengangkat Javier Roca sebagai pelatih kepala menggantikan posisi Joko Susilo, manajemen tidak sembarangan dalam mengambil keputusan dan memiliki beberapa pertimbangan.
"Sebenarnya saat itu banyak sekali pilihan, ada sekitar empat nominator calon pelatih Persik. Di antaranya Fachri Husaini dan Ivan Kolev," jelas pria kelahiran Surabaya, Sabtu 2 April 2022 kepada ngopibareng.id.
Eks Manager Persik, Yahya Alkatiri mengungkapkan, alasannya memilih Javier Roca karena adanya beberapa pertimbangan. Di antaranya, Roca sangat mengenal karakter pemain Indonesia. Pengalamannya bermain di Tanah Air selama 10 tahun menjadi modal penting menangani klub Indonesia.
Berikutnya, Roca sangat menyukai gaya main Persik. Kesamaan visi itulah yang akhirnya membuat Persik dan Roca sepakat menjalin kerja sama.
Roca kini memegang lisensi kepelatihan Pro License A yang dikeluarkan federasi sepak bola Chili. Di negara asalnya tersebut, pria 44 tahun ini pernah membawa klub Santa Cruz promosi ke Liga 2.
Dia juga pernah menjadi trainer bagi calon pelatih yang mengurus lisensi di National Football Institute (INAF) di Chili.
Advertisement