Sempat Alot, Akhirnya DPRD Setujui Pengadaan 18 Ambulan
Meski sempat alot, DPRD Kota Probolinggo akhirnya menyetujui rencana Pemkot Probolinggo untuk membeli ambulan. Hanya saja DPRD menyeujui sebanyak 18 ambulan dari total 29 yang disodorkan eksekutif.
Persetujan itu terungkap dalam rapat pembahasan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran (PPAS), Selasa, 20 Agustus 2019. Karena anggarannya tetap Rp 7 miliar, maka sisa anggaran untuk pembelian 18 ambulan digunakan perawatan mobil, garasi, termasuk tenaga perawat dan sopirnya.
"Kami akhirnya memutuskan, dari 29 ambulan yang diusulkan eksekutif bisa kami setujui sebanyak 18 ambulan," kata Ketua DPRD Agus Rudianto Ghaffur kepada wartawan, Rabu, 21 Agustus 2019.
Dikatakan DPRD sepakat ambulan sebanyak 18 unit itu untuk pelayanan kesehatan, namun dipertimbangkan juga azas dan manfaatnya.
Rudi Ghafur, panggilan akrab Agus Rudianto Ghafur menambahkan, tidak sekadar kuantitas ambulan tetapi juga harus diperhatikan kualitas sumber daya manusia (dokter, bidan, perawat, hingga sopi ambulan).
"SDM yang juga perlu diperhatikan. Sehingga manfaat dan efektivitasnya diutamakan," kata politisi PDI Perjuangan ini. Sementara kekurangan 11 ambulan, akan dibahas lagi dan diajukan melalui APBD 2020.
Pembahasan pengadaan ambulan berlangsung alot, dibahas Selasa siang dilanjutkan Selasa malam. Rapat dihadiri Pimpinan DPRD, Tim Banggar dan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Rapat Selasa malam dijadwalkan dimulai pukul 19.00 tetapi baru dimulai pukul 21.00. Pembahasan kembali berjalan alot hingga diskorsing selama sekitar 10 menit.
Lebih memprihatinkan lagi, tidak banyak anggota dewan yang hadir, khususnya tim banggar. Dari sebanyak 14 orang hanya datang tujuh orang.
Disinggung alotnya pembahasan pengadaan ambulan, Rudi Ghafur mengatakan, karena memang perlu dipikirkan SDM terkait ambulan. “Bukan kami menolak pengadaan ambulan tetapi harus dipikirkan juga perawat dan sopir ambulan,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes), drg Ninik Ira Wibawati yang mengatakan, rencana awal pengadaan 29 ambulan memang tanpa dilengkapi perawat dan sopir.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) terkait perekrutan perawat dan sopir ambulan," katanya. (isa)