Seminar UB: Potensi Keris di Indonesia Berkembang Pesat
Universitas Brawijaya (UB) menggelar Seminar Nasional Keris Nusantara di Gedung Widyaloka, Senin 15 Oktober 2018.
Kegiatan ini digelar oleh Pusat Studi Peradaban UB di bawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM).
Seminar ini menghadirkan sejumlah pembicara. Mulai dari Peneliti Puslitjakdikbud, Balitbang, Kemendikbud, Unggul Sudrajat; International Cultural Observer dan Sastrawan Nusantara, HM Nasruddin Anshoriy; Ustadz Salim A Fillah serta Peneliti Nanomaterial dan Sistem Kompleks Research Center for Advanced System and Material Technology (RC ASMAT) Djoko H Santjojo.
Peneliti Puslitjakdikbud, Balitbang, Kemendikbud, Unggul Sudrajat mengatakan Kemendikbud sebelumnya mengusulkan Hari Keris Nasional ditetapkan pada tanggal 25 November.
Upaya itu penting dilakukan untuk melestarikan karya budaya Indonesia serta memperingati pengukuhan keris sebagai warisan budaya tak benda dunia oleh UNESCO.
Unggul menambahkan, semenjak diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda pada 25 November 2005 lalu, Keris memberi pengaruh besar bagi bangsa.
Antara lain meningkatkan kesadaran nilai budaya, menumbuhkan kebanggaan nasional, serta tumbuhnya animo masyarakat untuk mempelajari pengetahuan tentang keris atau memiliki keris.
"Hal ini terlihat dari potensi pengembangan industri keris di Sumenep berkembang pesat, dan saat ini Kabupaten Sumenep menjadi sentra industri keris terbesar di Indonesia," katanya di sela-sela seminar.
Sedangkan wilayah industri keris terbesar kedua ada di DI Yogyakarta dengan 237 empu dan perajin dengan konsentrasi utama di Imogiri, Bantul.
"Sampai saat ini tercatat 652 perajin keris yang tersebar di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Bluto, Saronggi, dan Lenteng di Kabupaten Sumenep dan transaksi keris dalam satu tahun terakhir mencapai 10,8 M," bebernya.
Sementara itu, International Cultural Observer dan Sastrawan Nusantara, HM Nasruddin Anshoriy mengatakan, keris lebih dari sekadar identitas bangsa. Dia mengaku keris merupakan salah satu guru yang memberi spirit sangat besar baginya.
"Keris berbeda dengan sebilah pisau dapur, pisau dapur hanya lima sampai tujuh tempaan, keris minimal tiga ribu tempaan baru kemudian menghasilkan pamor," ujar pria yang akrab disapa Gus Nas ini. (umr)