Semeru Erupsi, tapi Bromo tetap Aman Dikunjungi
Meski menjadi satu wilayah dalam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) namun lokasi Gunung Bromo tak terdampak dengan erupsi Gunung Semeru. Wisata Gunung Bromo dan Batok aman dari erupsi Semeru. Tak ada guguran awan panas di tempat wisata yang berada di Kabupaten Pasuran dan Probolinggo itu. Wisatawan tetap boleh mengunjungi Bromo. Tetap boleh lihat sunrise di penanjakan Bromo. Atau jalan-jalan ke Kaldera Bromo dan lautan pasir berbisik.
Salah satu warga dan pemilik usaha homestay dan warung makan di Desa Tosari, Soponyono, mengatakan, meski Semeru sempat batuk-batuk ia memastikan jika Bromo aman untuk dikunjungi. Pengunjung sangat boleh untuk datang dan berwisata ke Bromo.
“Bagi saya meletusnya Semeru itu kan fenomena alam. Namun sejauh ini, hingga hari ini, kawasan Bromo aman untuk dikunjungi. Kalau saya di Desa Tosari, masih sangat banyak homestay yang kosong dan bisa disewa. Masyarakat tak perlu khawatir tidak dapat penginapan. Karena banyak kosongnya,” kata Soponyono.
Ia mengajak warga untuk bisa datang ke Bromo. Sebab ia kasihan melihat para warga di sekitar Bromo yang usahanya sepi karena Covid-19. Kini juga sepi karena Semeru mbledos. Padahal, dampak Semeru tak bertiup ke arah Bromo yang berada di utara Mahameru. Ia meminta para wisatawan untuk bisa melihat update terkini di media sosial Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Selama tidak ada peringatan bahaya di Bromo, ia meminta warga untuk tetap bisa mengunjungi kawasan itu.
“Mari datang. Para warga Bromo siap memberikan pelayanan yang terbaik untuk tamu atau wisatawan,” katanya.
Memang, pernyataan Soponyono benar adanya. Ketika tim Ngopibareng.id mengunjungi kawasan Bromo pada Senin 6 Desember 2021, perjalanan sangat lancar. Tak ada tanda-tanda Bromo terdampak erupsi Semeru. Pengunjung boleh naik ke kawasan wisata Bromo melalui Pasuruan (Tosari) atau Ngadisari di Probolinggo. Semua jalan menuju Bromo dari dua kabupaten itu dibuka.
Ketika mulai memasuki ke kawasan Bromo melalui Probolinggo dengan tujuan Sukapura-Ngadisari-Cemoro Lawang, jalanan terlihat lengang. Jalanan meliuk naik gunung itu hanya dihiasi sepeda motor dan Jeep Hard Top wisata Bromo. Kalau mobil pribadi, bisa dihitung dengan jari karena saking sepinya. Bahkan hotel berbintang seperti Jiwa Jawa yang biasanya ramai pun juga sepi pengunjung. Hanya terpampang poster dan baliho bekas konser Jazz Gunung beberapa bulan lalu.
Apalagi ketika sudah sampai di pos terakhir dekat Hotel Bromo Permai I sebelum turun ke Lautan pasir. Sepi sekali. Padahal, di titik itu biasanya mobil pribadi, bis, atau minivan parkir. Bahkan titik itu menjadi parkir Jeep Hard Top untuk disewakan. Namun kali ini berbeda. Tak ada pemandangan kendaraan yang parkir.
Bahkan di taman pemantauan ke Lautan Pasir, tak ada warga yang duduk atau nongkrong. Hati rasanya teriris ketika melihat kawasan yang biasanya ramai jadi sepi. Hanya dingin yang menemani. Atau sesekali pedagang bakso panggul yang menghampiri. Berharap jualannya dibeli, karena wisatawan lagi sepi. Semoga Bromo kembali pulih.