Semeru Erupsi, Sandiaga Uno Keluarkan Imbauan untuk Wisatawan
Gunung Semeru tercatat mengalami erupsi sepanjang sepekan terakhir. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Uno mengeluarkan imbauan pada wisatawan Gunung Semeru.
Erupsi Semeru
Gunung Semeru dilaporkan kembali mengalami erupsi pada Minggu, 18 Februari 2024. Petugas Pos Pengamatan Gunung api Semeru melaporkan erupsi pada Minggu, 18 Februari 2024, pukul 06.11 WIB.
Gunung tertinggi di Jawa Timur itu menyemburkan abu vulkanik setinggi 400 meter di atas puncak, atau sekitar 4.076 meter di atas permukaan laut).
Aktivitas serupa kembali muncul pada pukul 10.23 WIB. Visual letusan tidak teramati dan erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 112 detik.
Erupsi Sepekan Terakhir
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Yudi Cahyono menyebut, Semeru mengalami erupsi setiap hari sepanjang sepekan terakhir.
Ia juga mengingatkan jika status Semeru tetap di Level III Siaga.
Imbauan Sandiaga Uno
Aktivitas Gunung Semeru diikuti imbauan dari Menparekraf Sandiaga Uno. “Kembali lagi kita imbau sudah ada surat edaran dari Menparekraf, berkolaborasi dengan BMKG dan instansi terkait lainnya bahwa untuk mewaspadai situasi terkini wisata berbasis alam dan petualangan,” kata Sandiaga Uno, Minggu 18 Februari 2024, dilansir dari Antara.
Ia mengingatkan agar wisatawan mematuhi arahan penjaga hutan serta meningkatkan kewaspadaan selama berada di Semeru. "Jadi, tolong tingkatkan kewaspadaan, pastikan kita patuh dan memiliki kepatuhan terhadap arahan-arahan yang telah diberikan oleh rangers maupun pengelola wisata pendakian gunung dan mengawasi cuaca terkini,” katanya.
Rekomendasi PVMBG
PVMBG sendiri mengeluarkan sejumlah rekomendasi. Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Kemudian, masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.