Semeru Alami 159 Kali Gempa Letusan Sepanjang Kamis
Gunung Semeru di Lumajang tercatat mengalami sebanyak 159 kali gempa letusan, sepanjang Kamis 4 Juli 2024. Terdapat pula sejumlah aktivitas lain pada gunung dengan status Siaga, Level III itu.
"Pada pengamatan kegempaan periode Kamis (4/7) pukul 00.00-24.00 WIB, Semeru tercatat mengalami 159 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 10-22 mm, dan lama gempa 55-132 detik," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian dalam keterangan tertulis, Jumat 5 Juli 2024.
Terdapat pula catatan 12 kali gempa guguran dengan amplitudo 2-8 mm dan lama gempa 32-78 detik. "Selain itu juga terekam mengalami 12 kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-8 mm, dan lama gempa 28-74 detik, kemudian enam kali gempa tektonik Jauh dengan amplitudo 16-40 mm," lanjutnya dikutip dari Antara.
Gempa getaran banjir juga terekam di gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu, dengan amplitudo 10 mm dan lama gempa 2.026 detik karena hujan deras mengguyur puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.
Sementara Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan mengatakan petugas melakukan evaluasi aktivitas Gunung Semeru secara bertahap. "Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh hingga 30 Juni 2024, maka tingkat aktivitas Gunung Semeru tetap pada level III atau siaga dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan ancaman bahaya terkini," ujarnya.
Sejumlah rekomendasi dikeluarkan, antara lain masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Masyarakat juga diimbau tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter, dari tepi sungai (sempadan sungai) pada sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Pihaknya juga melarang aktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar). Terdapat pula potensi awan panas, guguran lava, dan lahar, di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.