Semburan Lumpur Muncul di Bojonegoro Jawa Timur
Sebuah semburan lumpur setinggi 30 sampai 50 sentimeter ke luar dari sela-sela beton di Dusun Sanggar, Desa Sidomulyo, Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Minggu 25 Februari 2024.
Semburan yang muncul dari sumur warga ini memiliki kedalaman sekitar 60 meter tersebut telah terjadi sebanyak tiga kali. Semburan pertama terjadi pada 2022. Semburan berlangsung selama seminggu. Semburan kedua terjadi pada 26 Desember 2023 dan berlangsung selama dua hari. Kemudian, semburan ketiga terjadi pada Minggu lalu.
Pusat Survei Geologi Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan semburan lumpur, diduga akibat adanya kandungan gas dangkal pada formasi batuan.
Menurut Kepala Pusat Survei Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM, Edi Slamet, kondisi formasi batuan yang belum terkonsolidasi itu terganggu kesetimbangannya akibat dari aktivitas manusia ataupun alami seperti gempa.
"Untuk mengetahui secara pasti jenis gasnya, tim saat ini sedang melakukan uji sampling ke lokasi. Diharapkan agar masyarakat sekitar tetap waspada dan tidak panik," ujar Edi dalam keterangan tertulisnya, Kamis 29 Februari 2024.
Sementara waktu, masyarakat diimbau menjauhi lokasi dan tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu terjadinya kebakaran yang dipicu oleh semburan gas yang keluar bersama dengan lumpur tersebut.
Edi menuturkan, Pusat Survei Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut seperti pengambilan sampel lumpur untuk analisis karakteristik fisik dan geologinya.
"Tujuan untuk mengetahui umur endapan, serta formasi berasalnya semburan tersebut. Sehingga dapat diketahui potensi dan karakteristik dari semburannya," kata Edi.
Selain itu, pengambilan sampel air juga dilakukan untuk mengetahui kandungannya sehingga dapat ditentukan apakah aman untuk masyarakat sekitar.
"Jika memungkinkan akan diambil sampel gas untuk analisa karakteristik kimia sehingga dapat ditentukan apakah gasnya termasuk dalam gas biogenic (dangkal) atau thermogenic (dalam)," ungkap Edi.
Survei geofisika sekitar lokasi semburan juga dilakukan guna mengetahui kondisi bawah permukaan untuk mitigasi kejadian serupa.