Semburan Dusta Bikin Carut Marut Ruang Publik
Kehidupan saat ini seperti di dalam goa yang gelap. Hal itu bisa ditangkap dari pesan-pesan simbolis yang tertara dalam Al Quran Surah Kahfi (18). Salah satunya adalah derasnya semburan dusta, hoax, ujaran kebencian. Untuk itu, umat Islam memerlukan literasi media agar tidak terkena risidunya dan tersesat.
Demikian disampaikan pengamat politik sekaligus wartawan senior Anwar Hudijono dalam pengajian di Masjid Al Hikmah, Sumorame, Sidoarjo, Ahad, 7 Juli. Pengajiannya bertajuk "Zaman now dalam perspektif Surah Kahfi, karut marut ruang publik".
Menurut dia, Surah Kahfi itu bisa disebut surah akhir zaman karena berisi informasi simbolik tentang kehidupan akhir zaman. Seperti kedatangan Dajjal, Ya'juj dan Ma'juj, kapitalisme, kedzaliman sosial, penindasan penguasa, kepalsuan dan lain-lain.
Dengan demikian kehidupan akhir zaman itu seperti di dalam goa yang gelap pekat. Di dalam suasana yang gelap pekat itulah kaum beriman mendapat serangan dari kekuatan jahat dan menyesatkan. Untuk itulah Nabi Muhammad dalam Hadits riwayat Abu Bakr bin Mardawaih menegaskan agar umat Islam membaca Surah Kahfi setiap hari Jumat.
“Siapa yang membaca Surah Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni dosanya antara dua jumat.” Artinya umat Islam harus mempelajari Kahfi agar memiliki ilmu pengatahuan tentang kondisi kehidupan di akhir zaman. Mendapat rahmat dari Allah.
Di dalam Hadits lain Nabi menyatakan, siapa yang hafal Surah Kahfi 1-10 akan selamat dari fitnah Dajjal. Sementara Dajjal adalah fitnah terbesar umat beriman. Dajjal berarti palsu. Artinya ujian terberat umat beriman di akhir zaman adalah kepalsuan. "Pemimpin palsu, ulama palsu, ustad palsu, intelektual palsu, birokrat palsu, relawan palsu, pembangunan palsu. Pokoknya serba palsu," tegasnya.
Kepalsuan dalam informasi antara lain hoax atau bohong, fake news (berita dusta), ujaran kebencian. Sesaknya ruang publik oleh semburan dusta itu diisyaratkan dalam Surah Kahfi ayat 22-23. Menurut Anwar Hudijono, semburan dusta semakin deras dan pekat karena sekarang ini dusta diproduksi secara sistematis. Dipasarkan oleh buzzer atau peniup bayaran. Menggunakan media palsu. Istilahnya firehouse of falsehouse.
"Sering kali tanpa kita sadari setiap saat kita mengkonsumsi informasi hoax, fake news. Tanpa kita sadari semua itu perlahan-lahan membentuk mind set kita. Menjadikan kita jadi baper, tukang share hoax dan fitnah, menjadi pembenci dan pendendam," katanya.
Untuk itu, tegasnya, dalam situasi sekarang umat Islam memerlukan literasi media. Agar memahami anatomi media di dalam era kepalsuan saat ini. Agar tidak menjadi obyek permainan semburan dusta. Tidak menari di bawah tabuhan orang lain.
"Umat Islam harus sadar atas peringatan Allah di surah Al Hujurat ayat 6 bahwa hoax, fake news it bisa menjadi sebab hancurnya suatu bangsa. Uma Islam harus berpedoman pada Kahfi 22 di mana tidak boleh masuk dalam polemik informasi hoax dan palsu," tegasnya. (ann)
Advertisement