Sembuh Covid-19, Ketua DPRD Surabaya Donor Plasma Konvalensen
Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono melakukan donor plasma konvalasen di Kantor PMI (Palang Merah Indonesia) Kota Surabaya.
Dua hari sebelumnya, Ketua DPC PDIP Kota Surabaya itu telah menjalani uji laboratorium di Kantor PMI. Dia dinyatakan memenuhi syarat untuk menjadi pendonor plasma konvalasen.
“Saya bersyukur dinyatakan lolos screening, sehingga dinyatakan layak menjadi pendonor plasma. Dengan demikian, saya bisa menularkan kesembuhan, berbagi kesehatan, berbagi optimisme dan spirit kehidupan bagi penderita Covid-19,” kata Adi Sutarwijono, Senin 26 Juli 2021.
Adi terinfeksi positif Covid-19 berdasarkan hasil swab PCR tanggal 8 Juni, bulan lalu. Ia dinyatakan dinyatakan negatif dan sembuh lewat 2 kali tes swab PCR, tanggal 21 Juni dan 25 Juni 2021.
“Saya mendoakan semua penderita Covid-19 diberi kekuatan, kesembuhan dan kesehatan kembali. Berbagai upaya dilakukan keluarga dan pasien untuk bisa sembuh. Termasuk menerima donor plasma konvalasen,” kata Adi.
Dia berharap semakin banyak para penyintas Covid-19 atau warga masyarakat yang telah sembuh, dengan sukarela mendonorkan plasma darahnya. Untuk disumbangkan bagi kesembuhan penderita-penderita lain.
“Ayo rek, donor plasma darah! Tidak hanya untuk teman atau keluarga. Tapi juga berbagi kesembuhan pada penderita Covid-19, tanpa diketahui asal usul dan latarbelakangnya. Kita tularkan kesembuhan dan spirit kehidupan kepada mereka yang sakit,” kata Adi.
Adi juga menyerap banyak hal dari PMI Kota Surabaya. Dia memahami kalau Kantor PMI Kota Surabaya membutuhkan dukungan dari banyak pihak.
“Saya berharap Pemerintah Kota Surabaya dan pihak manapun, dapat memberikan dukungan tambahan alat dan kantung darah. Ini demi pelayanan misi kemanusiaan dari PMI kepada warga masyarakat, di tengah pandemi Covid-19 yang masih berkecamuk,” kata Adi.
Kabag Pelayanan dan Humas PMI Kota Surabaya, Martono Adi Triyogo, mengatakan permintaan donor plasma banyak. Namun jumlah pendonor dan kemampuan PMI juga terbatas. Rata-rata satu hari hanya bisa melayani 60-70 pendonor plasma darah.
“Padahal permintaan lebih dari 100 tiap harinya,” kata Martono.
Dikatakan, lembaga palang merah ini mempunyai 6 alat untuk mengambil plasma darah. Dari 6 itu, 2 alat rusak 2. Tidak bisa dipakai. Jadi sehari-hari hanya bisa beroperasi dengan 4 alat.
“Melihat situasi Covid-19 saat ini, cukup memadai jika PMI Kota Surabaya mempunyai 8 alat yang bisa beroperasi aktif untuk mengambil plasma darah,” terang Martono.
Advertisement