Gara-gara Sembako Suara Ahok-Djarot Merosot
Jakarta: Praktik curang bagi-bagi sembako pada masa tenang putaran kedua Pilkada DKI 2017 masih menyisakan polemik, di antaranya proses penegakkan hukum oleh pengawas pemilu. Kendati prosesi pemungutan suara sudah selesai, proses hukum terhadap kejadian itu terus berlanjut.
Praktik bagi-bagi sembako itu diduga dilakukan oleh tim sukses pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.
Berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) dan real count KPU DKI, paslon nomor urut tiga Anies Baswedan - Sandiaga Uno yang justru memenangi perolehan suara dengan signifikan. Sembako yang dibagi-bagikan untuk warga pun memperlihatkan preferensi pemilih yang sudah tidak bisa lagi disogok.
Direktur Polmark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah mengatakan, berdasarkan data exit poll PolMark Indonesia, ada sebanyak 14 ribu suara Ahok-Djarot yang menurun dari putaran pertama.
"Suara itu berasal dari kelas menengah ke atas. Sembako ini sedekah terbesar Basuki-Djarot ke Anies-Sandi," kata Eep di Jakarta, Sabtu (22/3) kemarin.
Menurutnya, warga DKI Jakarta sudah pintar dalam menyikapi Pilkada DKI putaran kedua.
"Warga sekarang sudah pintar. Boleh jadi karena (politik) sembako yang membuat mereka tak jadi memilih (Ahok-Djarot)," sambungnya. Ia menengarai, hujan sembako menyebabkan perolehan suara Ahok-Djarot jeblok. (rid)
Advertisement