Sembako Mahal, Gabungan Mahasiswa se-Banyuwangi Bagi-bagi Sembako
Gabungan mahasiswa se-Banyuwangi bagi-bagi sembako gratis, Jumat, 1 Maret 2024. Sasarannya, warga miskin dan lanjut usia (lansia). Aksi sosial ini dilakukan sebagai respon mahasiswa terkait harga bahan pokok yang mahal.
Bagi-bagi sembako ini dilakukan di wilayah Desa Macan Putih, Kecamatan Kabat, Banyuwangi. Ada sekitar 100 warga dhuafa dan lansia yang mendapatkan bantuan sembako ini. Sebagian dari mereka didatangkan ke Balai Desa setempat. Sebagian lagi diantar ke rumah warga masing-masing.
“Kegiatan bakti sosial ini dalam agenda mahasiswa berbagi sebagai bentuk kepedulian kami kepada masyarakat, kepada warga,” jelas Koordinator aksi bagi-bagi sembako, Irfan Ainur Rohim.
Mahasiswa Universitas Bakti Indonesia, Banyuwangi ini menyebut, bakti sosial ini juga sebagai respon atas permasalahan harga bahan pangan di Indonesia khususnya di Banyuwangi. Bantuan tersebut, merupakan hasil swadaya dari para mahasiswa sendiri dan sumbangan dari donatur yang tidak mengikat.
Dia menyebut, kegiatan ini menjadi salah satu langkah kongkrit mereka sebagai mahasiswa dalam membantu segala permasalahan yang ada di masyarakat. Kegiatan ini bagian dari pengabdian kepada masyarakat.
“Karena permasalahan yang ada saat ini adalah kenaikan harga pangan. Jadi solusi janka pendek kami adalah berbagi bantuan kepada masyarakat. Ini murni kesadaran kami melihat kondisi masyarakat,” tegasnya.
Dalam waktu dekat, kegiatan serupa akan dilakukan di daerah Dusun Kandangan, Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran. Irfan berharap kegiatan ini bisa berkelanjutan.
Dalam kesempatan itu, Kepala Desa (Kades) Macan Putih, M. Farid, mengapresiasi kepedulian mahasiswa terhadap warganya. Dia menyebut dengan situasi kondisi pangan yang cukup mahal para mahasiswa ini melakukan bagi-bagi sembako.
“Sehingga minimal mengurangi beban warga kami. Warga kami sangat terbantu,” jelasnya.
Kades menyebut, bantuan dari mahasiswa se-Banyuwangi ini bisa menjangkau warga yang belum mendapatkan bantuan pangan dari pemerintah. Sehingga seluruh warganya yang masuk kategori miskin dan dhuafa bisa terbantu semua.
Dia mengatakan, penyerahan bantuan memang ada yang diserahkan di Balai Desa dengan mengundang warga penerima bantuan. Namun sebagian besar bantuan diserahkan secara door to door langsung ke rumah warga.
“Karena ada warga yang dalam kondisi sakit,” ujar M. Farid.
Advertisement