Semarakkan Piala Dunia U-17, Amartha Tawarkan Permodalan UMKM
Perhelatan Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia menjadi sejarah baru bagi Indonesia di bidang olahraga. Tak hanya olahraga saja, ajang ini diharapkan memberi multiplier effect di sektor ekonomi. Salah satunya UMKM.
PT Amartha Mikro Fintek menjadi salah satu pendukung gelaran Piala Dunia U-17 membuka empat booth di empat venues. Salah satunya di Stadion Gelora Bung Tomo dengan menampilkan sejumlah ikan cupang dan game bagi penonton.
Dukungan ini menjadi komitmen memberikan kesetaraan bagi untuk seluruh perempuan dalam mewujudkan impiannya melalui pinjaman permodalan khusus.
"Kami melihat (Piala Dunia U-17) ini adalah sejarah bagi Indonesia, apalagi jadi tuan rumah. Kami bagian dari Indonesia ingin terlibat lebih," ujar Chief Financial Officer (CFO) Amartha, Ramadhan Anggakaradibrata.
"Di luar, ini kesempatan kami menyuarakan kesetaraan bagi seluruh khalayak Indonesia, dengan Piala Dunia ini kesempatan kami memperkenalkan misi kami menghadirkan kesetaraan," imbuhnya.
Dengan adanya kesetaraan, Ramadhan optimis, permasalahan kesejahteraan yang selama ini jadi problem bangsa bisa ditekan.
Tak hanya bantuan permodalan saja, Amartha juga memberikan pendampingan usaha, pendampingan pengelolaan keuangan, hingga tenor angsuran yang terjangkau. Sehingga, pelaku UMKM dapat mengembangkan usahanya.
Ia menyebut, sejauh ini total mitra aktif mencapai 1,3 juta pengguna. Hanya saja, angka tersebut masih bisa digenjot untuk memperluas mitra dan semakin meningkatkan kesejahteraan. "Kita percaya kalau perempuan berdaya bisa dapat double income bisa lebih sejahtera," pungkasnya.
Hal tersebut disambut baik Khusnul Khotimah. Penjual ikan cupang yang sudah bergabung sejak 2021 ini, mendapatkan bantuan modal awal Rp4 juta.
"Amartha itu tidak nggak ribet. Prosesnya cepat. Petugas ya juga gercep (gerak cepat)," ujarnya saat dijumpai di booth Amartha.
Selain itu, ia mengaku, tenor angsuran dari Amartha pun tidak memberatkan. Sehingga Khusnul bisa mengembangkan usahanya tak hanya cuma ikan cupan tapi juga kuliner.
Tak cukup itu, Khusnul juga mendapat previlage (keistimewaan) pendampingan pengembangan usaha, pengelolaan keuangan, hingga pemanfaatan teknologi untuk menjangkau konsumen lebih luas.
"Kalau pembeli banyak di sekitar tempat saya (Probolinggo), beberapa ada dari luar kota," tutur Khusnul.
Ia pun tertarik untuk kembali menambah permodalan untuk memperluas usahanya.
Advertisement