Semangat Rama dan Shinta Dituangkan 27 Perupa Dalam 30 Lukisan
Berjuta cerita dan beragam makna, itulah ungkapan yang pas untuk goresan kuas para seniman lukis dalam pameran lukisan yang bertajuk "The Spirit of Rama Shinta".
Pameran yang menghadirkan 30 karya dari 27 perupa ini digelar di Lobby Hotel Ibis Styles Jemursari, Surabaya. Rencananya pameran ini akan digelar selama satu bulan lamannya.
Koordinator acara, Ida Fitriyah mengungkapkan, tajuk "The Spirit of Rama Shinta" dipilih untuk mewakili semangat para perupa wanita dan pria yang mengikuti pameran ini.
"Kita ambil spirit atau semangat dari Rama dan Shinta. Di sisi lain Rama dan Shinta juga dipilih untuk mewakili hari kasih sayang yang baru dirayakan," ujar Ida Fitriyah, ditemui Selasa, 16 Februari 2021.
Menurut pelukis dari Surabaya ini, karya yang ditampilkan para perupa sangat variatif dan beragam.
Ada yang melukis di media kanvas biasa, ada juga yang berkarya dengan kain perca, melukis di atas kain, hingga ada yang menggunakan mix media.
Seperti halnya yang ditampilkan oleh pelukis asal Kediri, Lian M. Margareta yang menggunakan mix media pada lukisannya. Dua lukisan yang ia pamerkan berjudul "The Spirit of Rama Shinta on Pandemi" dan "Our Life and Masks" sama-sama menceritakan cinta dengan nuansa yang berbeda.
Pada lukisan pertama, ia mengambarkan sepasang pewayangan Rama dan Shinta sedang memegang masker.
"Lukisan ini mengambarkan bahwa kita harus terus mencintai di saat pandemi seperti ini atau di saat tidak pandemi. Masker digambarkan kondisi pandemi saat ini," kata Lian.
Sementara di lukisan yang kedua, Lian melukiskan seorang wanita yang sedang memegang sebuah topeng.
"Dalam lukisan ini saya ingin mengambarkan seseorang harus melepas topengnya apa pun itu bila ingin merasa damai," jelas Lian.
Dari lukisan yang kedua ini, dirinya ingin berpesan bahwa dalam hidup harus menunjukan potensi diri. Karena kita unik dan sudah memenangkan pertarungan sejak dalam rahim.
Sementara ditemui di tempat yang sama GM Ibis Styles, Ricky Coen Arifin mengungkapkan, pameran ini menjadi kebangkitan insan seni setelah satu tahun terhalang pandemi Covid-19.
"Mengutip kata-kata dari salah satu seniman bahwa geliat dunia seni sudah tinggal seujung rambut, tapi dengan seujung rambut tersebut harus dimaksimalkan agar bisa berkembang," tandas Ricky.