Semangat Perempuan Jaga Persatuan dan Perdamaian, Pesan Milad NA
Sebagai ormas Islam yang moderat di Indonesia, Muhammadiyah memberikan ruang yang sangat luas bagi segenap perempuan untuk berkarya dan berdaya, memiliki ilmu, dan berkontribusi nyata untuk pembangunan bangsa.
“Kita bersyukur di persyarikatan Muhammadiyah yang memberikan ruang yang sangat luas dan mendalam dalam konteks bagaimana perempuan-perempuan dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya,” ujar Ketua Umum PP ‘Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini.
Ia mengungkapkan hal itu, dalam acara Milad Nasyiatul ‘Aisyiyah ke-94 di Universitas Ahmad Dahlan pada Minggu 24 Juli 2022. Sesepuh ‘Aisyiyah ini mengajak seluruh kader Nasyiatul ‘Aisyiyah mengucap syukur telah dibesarkan di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah.
Menurut Siti Noordjannah, jauh sebelum Indonesia merdeka, pemikiran-pemikiran tokoh ‘Aisyiyah seperti Siti Hayinah. Pada tahun 1928 saat kongres perempuan pertama, ia hadir menyampaikan pidato yang cukup fenomenal. Pidato yang diangkatnya mengangkat isu persatuan dengan tema “Persatuan Manusia”.
Kebahagiaan dan Kesejahteraan
Menurutnya, persatuan merupakan alat pertama untuk mencapai tujuan utama seperti kebahagiaan dan kesejahteraan. “Ibu Hayinah pada waktu itu sudah membicarakan soal pentingnya persatuan manusia. Pada saat itu ‘Aisyiyah sudah berpikir luarbiasa. Kita memerlukan persatuan karena kebahagiaan itu akan diperoloeh jika ada wujud persatuan termasuk melawan penjajah demi merebut kemerdekaan,” terang Siti Noordjannah.
Pokok pemikiran Siti Hayinah bertumpu pada keyakinan bahwa persatuan merupakan alat untuk mencapai tujuan utama, seperti kebahagiaan, kesejahteraan, dan kemakmuran. Ide itu jelas sangat kontekstual dengan semangat melawan penjajah Belanda kala itu, bahkan menurut Siti Noordjannah, pikiran-pikiran Siti Bayinah masih relevan hingga saat ini.
“Saya pikir seorang perempuan, tokoh perempuan, dengan tema-tema yang sangat penting, kalau kita tarik saat ini, pikiran Siti Bayinah ini sangat relevan, inilah mutiara pemikiran dari ‘Aisyiyah tentang pentingnya perdamaian,” ucap Siti Noordjannah.
Selain itu, Siti Noordjannah juga menyampaikan bahwa kelebihan dan kekuatan Persyarikatan bukan hanya di lisan, tetapi dilakukan dengan tindakan nyata. Apa yang dikatakan sejalan dengan apa yang dilaksanakan. Ia mengajak Nasyiataul ‘Aisyiyah agar terus mempererat kerjasama dengan ‘Aisyiyah, lintas pergerakan, dan kemanusiaan semesta.
“Mari kita bersama-sama dalam banyak hal, termasuk di dalam isu-isu yang penting. Kita harus terbuka dan konsolidasi internal sangat penting. Jadi pandangan-pandangan yang maju harus sampai pada semua tingkatan dari pusat hingga ranting,” tegas dosen Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta ini.