Semangat Pengabdian Jadi Pedoman Adi Sutarwijono dalam Berpolitik
Semangat pengabdian mengantarkan mantan jurnalis Tempo, Adi Sutarwijono menjadi Ketua DPRD Kota Surabaya periode 2019 hingga 2024.
Awi sapaan akrabnya, memiliki perjalanan karier politik yang cukup panjang yang dimulai sejak duduk dibangku SMA. “Pengabdian dan pelayanan itu yang ditanamkan para senior saya di PDI Perjuangan sejak mulai awal mula,” kata Adi Sutarwijono.
Lahir di Blitar 1968, Awi tumbuh dalam lingkungan keluarga yang sederhana. Ayahnya JA Mochtar adalah guru SD. Sejak belia di sekolah dasar, Awi menyukai bacaan kisah-kisah sejarah tentang perjuangan para tokoh dan pejuang di masa lalu. Ia menamatkan SMA Negeri 1 Kota Blitar.
Setelah lulus SMA, Awi memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di jurusan Ilmu Politik, FISIP, Universitas Airlangga. Sebagai mahasiswa ilmu politik, ia terlibat dalam banyak diskusi dan aktif di kampus. Pernah menjadi anggota Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) tahun 1990.
Setelah lulus kuliah, Awi berkecimpung dalam jurnalistik, menjadi wartawan. Ia tercatat pernah berkarir di koran Harian Surya dan Majalah Tempo, 1996-2003. Saat menjadi wartawan, minat Adi Sutarwijono dalam dunia politik semakin terasah dengan banyak mendalami isu-isu politik lokal dan nasional.
"Di wartawan itu, saya banyak ditugaskan redaksi meliput dan mendalami masalah dan isu politik pada level nasional dan lokal. Dan, itu semakin mematangkan saya," katanya.
Saat menjadi wartawan, Awi dikenal konsisten memberitakan peristiwa politik seperti pergolakan 1996 di tubuh PDI Pro Mega dan kejadian bersejarah reformasi lainnya. Pengalaman-pengalaman inilah yang turut memantapkan dirinya bergabung dengan PDI Perjuangan (PDIP) pada 2003.
"Bagi saya, ketika menjadi wartawan, yang harus dibangun dalam tulisan adalah perspektif kerakyatan," ujarnya.
Perjalanannya politik di PDIP terus diuji dan digembleng. Tahun 2004, dia untuk pertama kali maju sebagai calon legislatif DPRD Kota Surabaya, yang memakai sistem nomor urut, bukan suara terbanyak. Singkat cerita keberutungan belum berpihak kepadanya.
Tak lantas putus asa, Awi kemudian terus berkembang bersama DPC PDIP Kota Surabaya. Pada tahun 2005 hingga 2010, dia dipercaya sebagai wakil ketua bidang infokom. Tahun 2010 hingga 2015 Awi dipercaya menjadi wakil ketua DPC Kota Surabaya bidang politik.
Kemudian, tahun 2015 dia menjadi wakil Ketua DPC PDIP Kota Surabaya bidang pemilu. Hingga tahun 2019 sampai sekarang, ditetapkan DPP PDIP menjadi Ketua DPC PDIP Kota Surabaya.
Karir di legislatif mulai mencuat tahun 2012, ketika Awi dilantik menjadi anggota dewan DPRD Surabaya melalui Pergantian Antar Waktu (PAW). Pada periode berikutnya yakni 2014 dia berhasil terpilih dan meraih kursi di DPRD Surabaya. PDIP dan masyarakat kembali menaruh kepercayaan pada laki-laki berusia 55 tahun tersebut, sehingga Pemilu 2019 Adi kembali berhasil menjadi anggota legislatif.
"Tahun 2012 ditugaskan Fraksi PDI Perjuangan di komisi C bidang pembangunan sampai tahun 2014, lalu 2014 sampai 2019 kembali mendapatkan tugas sebagai wakil ketua komisi A bidang hukum dan pemerintahan. Tahun 2019 hingga 2024 mendapat penugasan partai menjadi ketua DPRD Kota Surabaya," terangnya kepada Ngopibareng.id.
Ketika menjalankan tugasnya sebagai anggota legislatif hingga Ketua DPRD Kota Surabaya, Awi dikenal luwes dalam berkomunikasi dengan siapa pun. Dia mudah diakses. Ditelpon atau di Whatsapp selalu direspon meskipun itu malam hari. Menurutnya, relasi yang baik dan terjaga dengan semua elemen masyarakat, mengalir dari jiwa pengabdian dan pelayanan.
"Di PDI Perjuangan diajarkan tentang jiwa pengabdian, yang dilandasi welas asih pada sesama manusia, kepada warga masyarakat. Inilah yang membentuk semangat dan daya juang pada kader banteng. Tanpa jiwa pengabdian, kita yakin tidak menjadi apa-apa. Saya tidak sampai sejauh ini (hampir 20 tahun berkiprah di politik)," terangnya.
Sejak tahun 2012, Awi konsisten untuk menuntaskan masalah pembangunan dan kesejahteraan warga Surabaya, termasuk pengentasan kemiskinan. Semangatnya ini diwujudkan dalam kerja-kerja kolektif antara DPRD dan Pemkot Kota Surabaya.
Hal-hal terkait penanganan fasilitas umum seperti pembangunan kampung, pemenuhan air bersih ke kampung hingga penerangan jalan kampung menjadi salah satu fokusnya. Begitu pula pendidikan dan kesehatan, yang bisa diakses oleh masyarakat kecil atau wong cilik.
Pasalnya, bagi Awi, kehidupan kampung adalah basis kuat kehidupan warga Surabaya. Kemajuan kota ini disangga oleh keberadaan kampung-kampung.
"Tugas kader-kader PDI Perjuangan adalah turun ke warga masyarakat, menyerap aspirasi warga, dan memperjuangkan dalam program kebijakan pemerintahan. Itu yang saya kerjakan dengan rekan-rekan sesama kader PDI Perjuangan, bersama seluruh elemen warga masyarakat, bersama Pemkot, bersama para legislator yang lain,” katanya.
Kerja-kerja Adi Sutarwijono bersama kader-kader PDIP lainnya dalam pembangunan kampung, pengentasan kemiskinan dan pemerataan pendidikan, dan bidang-bidang yang lain di Kota Surabaya, akan kembali dilanjutkan.
Awi juga akan kembali maju sebagai calon anggota legislatif DPRD Kota Surabaya untuk Daerah Pilihan (Dapil) 3 pada Pimilu 2024.
"Pemilu tahun 2024, saya akan kembali maju di Dapil 3 Kota Surabaya, untuk meneruskan kerja-kerja kerakyatan dalam pergerakan PDI Perjuangan bersama warga masyarakat," pungkas Awi. Ia menjadi Caleg PDI Perjuangan nomor urut 1 di Dapil 3 untuk DPRD Kota Surabaya.