Semangat Kaum Disabilitas Rungu Malang Rayakan HUT ke-77 RI
Pakaian dengan warna merah-putih memenuhi perumahan di Jalan Besar Idjen, Kota Malang. Puluhan orang terdiri dari anak-anak, remaja hingga dewasa berkumpul di rumah bercat warna putih. Halamannya luas. Tanaman dan rerumputan hijau menjadi pemandangannya.
Puluhan orang tersebut adalah disabilitas rungu, yang tergabung dalam Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin) Dewan Pengurus Cabang (DPC) Malang. Mereka mengadakan lomba untuk merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 RI, Rabu 17 Agustus 2022.
Para peserta satu dengan lainnya memakai bahasa isyarat untuk berkomunikasi. Tangan dan jari-jari mereka mengeluarkan kata-kata. "Kalau mau bilang terima kasih bahasa isyaratnya tangan kanan ditaruh di dagu lalu diletakkan di atas tangan kiri," ujar Adelia Islami Syafi'i.
Adel bocah berusia 10 tahun inilah yang menjadi perantara saat Ngopibareng.id melakukan reportase terkait kaum disabilitas rungu di Kota Malang.
"Tadi saya ikut lomba makan kerupuk sama mencari harta. Saya juara ketiga waktu lomba mencari harta," katanya.
Adel terlahir dari kedua orang tua yang mengidap disabilitas rungu. Meski mengerti bahasa isyarat namun, ia tidak sampai mengalami disabilitas rungu.
"Saya mulai belajar bahasa isyarat itu pada 2017, lalu. Kedua orang tua saya disabilitas rungu. Tapi tidak ada masalah. Saya tetap senang jadi banyak teman," ujarnya.
Anak berkulit sawo matang tersebut juga telaten dan sabar menerjemahkan apa yang disampaikan oleh Ketua DPC Gerkatin Malang, Sumiati saat wawancara dengan ngopibareng.id
Pada perayaan HUT ke-77 RI ini, DPC Gerkatin Malang Raya mengadakan berbagai jenis macam lomba seperti makan kerupuk, bola kardus, paku botol, balap karet, running man hingga benang jarum.
"Untuk hadiahnya itu kami berikan peralatan masak," ujarnya.
Dalam lomba ini seluruh anggota dan pengurus Gerkatin sebanyak 50 orang lebih ikut berpartisipasi. Sumiati mengatakan pasca ada pelonggaran aktivitas di masa pandemi COVID-19 pihaknya berinisiatif mengadakan lomba.
"Karena sudah dua tahun ini tidak ada perayaan seperti ini. Maka tahun ini kami adakan lomba untuk HUT RI," katanya.
Pada HUT RI ke-77 ini Sumiati mengatakan bahwa dia berharap agar pemerintah bisa lebih memperhatikan kaum disabilitas dengan memberlakukan kebijakan yang lebih inklusif.
"Harapan saya adalah agar hak-hak dari kaum disabilitas rungu bisa terpenuhi. Pemerintah bisa membuat kebijakan yang lebih inklusif," ujarnya.
Meski mengalami disabilitas rungu, Sumiati pantang berpangku tangan. Sehari-hari ia bekerja sebagai penjahit. Namun, karena pandemi COVID-19 pada 2020, lalu, Sumiati terkena PHK.
"Sebelum Covid-19 saya bekerja di orang sebagai penjahit. Tapi karena pandemi, pesanan sepi saya di PHK," katanya.
Dalam momen kemerdekaan ini, Sumiati mengatakan bahwa Indonesia tidak hanya merdeka karena lepas dari penjajahan. Tapi juga seluruh warganya termasuk kaum disabilitas juga bisa merdeka akan hak-haknya.
"Bisa merdeka dari COVID-19. Semua bebas melakukan apa saja. Semua bisa bebas kembali bekerja seperti semula," ujarnya.