Al-Falah Ploso Kediri Gelar OSN, Ajang Prestasi Santri dan Warisan Keilmuan Islam
Mengusung spirit kehangatan ukhuwah, Olimpiade Santri Nusantara (OSN) hadir menjadi panggung gemilang bagi santri dari berbagai penjuru Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu 20 November 2024
Bertempat di Pondok Pesantren Karangsantri, Temanggung, acara yang digelar oleh Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Mojo Kediri ini bukan sekadar kompetisi, melainkan perayaan tradisi intelektual dan spiritual yang telah menjadi ruh pesantren selama 100 tahun.
Ratusan santri berbondong-bondong memadati lokasi OSN dengan tekad mempersembahkan kemampuan terbaik mereka. “Melestarikan Ngaji, Meneguhkan Khidmah Al-Falah Untuk Bangsa,” begitu tema yang diusung dalam kegiatan ini, menyuarakan harapan besar akan peran pesantren sebagai penjaga warisan keilmuan Islam dan agen perubahan sosial.
Ajang Kompetisi Berkelas dan Berjiwa Pesantren OSN kali ini menghadirkan sejumlah lomba berbasis kitab kuning dan seni nadhom, termasuk Musabaqoh Qiraatul Kutub dengan materi seperti Ihya Ulumuddin, Shahih Bukhari, Tafsir Jalalain, hingga Fathul Qorib.
Tak kalah menarik, Musabaqoh Khifdin Nadhzim menampilkan keindahan hafalan dan kefasihan para santri dalam karya monumental seperti Aqidatul Awam, Alfiyah Ibni Malik, dan Jauhirul Maknun.
“Melihat antusiasme peserta hari ini, saya yakin bahwa semangat tradisi ngaji akan terus hidup dan berkembang,” ungkap Gus Ahmad Hasby Munif, salah satu pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, dalam sambutannya. Ia juga menegaskan bahwa ilmu yang diwariskan oleh para ulama terdahulu adalah kekayaan tak ternilai yang harus dijaga oleh generasi muda pesantren.
Momentum Refleksi dan Inspirasi acara puncak yang digelar pada malam hari menjadi penutup yang indah. Dihadiri oleh gawagis Ponpes Al Falah Ploso seperti Gus Ahmad Hasby Munif, Gus Muhammad Ma’mun, Gus Nailul Author, dan Gus Baha’udin Hannan, Closing Ceremony berlangsung khidmat.
Penyerahan hadiah, sambutan Ketua PWNU Jawa Tengah, hingga mauidhoh hasanah yang penuh makna menjadi simbol perjalanan panjang pesantren Al Falah dalam mencetak generasi unggul.
“OSN ini bukan hanya soal menang dan kalah. Ini adalah bagian dari perjalanan besar kita untuk mencintai ilmu dan memperkuat ukhuwah. Santri tidak hanya belajar, tetapi juga menghidupkan tradisi yang akan terus memberi cahaya bagi bangsa,” ujar Gus Ahmad.
Menuju Puncak di Al-Falah Ploso
Tak berhenti di Temanggung, perjalanan OSN akan berlanjut ke babak final di Pondok Induk Al-Falah Ploso Mojo Kediri pada 10-12 Desember 2024. Acara tersebut juga akan menjadi puncak peringatan 1 abad Pondok Pesantren Al-Falah, yang didirikan oleh KH. Djazuli Utsman pada 1 Januari tahun 1925.
Pondok pesantren yang berlokasi di tepi barat Sungai Brantas ini dikenal sebagai benteng keilmuan Islam yang kokoh, mengusung metode pengajaran Salafiyah yang telah melahirkan ulama-ulama besar di Nusantara.
OSN bukan hanya tentang kompetisi, tetapi juga pengingat akan betapa pentingnya menjaga tradisi ngaji dan khidmah. Dengan semangat ini, diharapkan pesantren terus menjadi sumber inspirasi dan solusi bagi permasalahan bangsa di masa depan.
“Semoga acara ini tidak hanya memberi manfaat bagi para peserta, tetapi juga menjadi langkah awal untuk menyongsong 100 tahun berikutnya yang lebih gemilang,” harap Gus Ahmad Hasby Munif.